Selasa, 10 November 2015

Sweet Memories (13)



         Beberapa hari ini mereka bahkan tidak bisa dikatakan sebagai teman, karena mereka bahkan tak mengucapkan sepatah katapun. Orang-orang dikelas heran dengan keadaan mereka, tidak jarang yang menanyakan kepada salah satu dari mereka, namun tentu saja keduanya tidak menjawab.
         Awalnya hari-harinya terasa sepi, tanpa Rava yang selalu membawa keceriaan baginya. Namun seiring berjalannya waktu ia mulai dapat melupakannya orang yang pernah singgah di hatinya. Tanpa Rava hidupnya bahkan jauh lebih baik Ia selalu memulai harinya dengan senyuman, keceriaan sehingga tak ada seorangpun yang mengetahui bahwa dirinya merindukan sosok itu. Nina selalu berakting dengan sempurna, ia mampu meyakinkan orang-orang di sekitarnya bahwa ia telah melupakan orang itu, namun tetap saja ia tidak dapat membohongi perasaannya sendiri.
       Bahkan semua sahabat Nina percaya bahwa ia telah sepenuhnya melupakan Rava, karena selama ini Nina juga hanya menyukainya secara sepihak, walaupun Rava sangat baik terhadapnya namun tetap saja hanya Ia  yang menginginkan tetap bersamanya, hanya ia yang menyukainya , hanya ia yang selalu mengejarnya selama ini. Dan tentu saja Nina berjanji bahwa ia akan membuatnya berbalik, entah kapan saat itu datang Nina tetap akan menunggunya meski itu berarti ia harus menjauh untuk beberapa waktu lamanya.
Seperti biasanya ketika ia sedang sedih hanya diary coklatnya yang selalu setia menemaninya, lagi-lagi ia membuka buku itu dan mulai menuliskan beberapa kata:
         Why are you so sad?
         Because i can't understand our relationship
         Sometimes i feel like we're friends
         Sometimes i feel like we're more than friends.
         But, sometimes i feel like i'm just stranger to you..
 I'm sorry 
sometimes i get jealous thinking that someone else could
make you happier than i could
I guess it's my insecurities acting up
because i know i'm not the prettiest, smartest,
or most fun and exciting.
**************************END**********************************
     

Sweet Memories (12)

  
        Hari ini merupakan hari konser piano perdana Rava dan tentu saja Nina tidak dapat menonton acara tersebut, karena orang tuanya pasti tidak akan mengijinkannya keluar rumah untuk beberapa hari ini terlebih lagi dengan Rava. Kalau difikir-fikir telah 2 kali ini Nina melewatkan kesempatan untuk melihat Rava tampil di panggung, yang pertama Nina merasa sangat sedih karena walaupun jarak mereka sangat dekat tetap saja Nina tidak dapat melihatnya dan sekarang ada lagi hal yang menghalanginya. Entah bagaimana perasaannya pagi itu, sangat kacau dan sukar terlukiskan.
"Pagi Nin.."
"Iya pagi Ryan.."
"Pagi-pagi gini masa dah lemes gitu sih"
"Iya lagi ga mood"
"Oh oke gw pergi, gw gamau ganggu lu kalo lagi ga mood"
        Setelah Ryan meninggalkannya di kelas itu, ia duduk termenung sendiri dalam kesunyian. Ryan memang merupakan salah satu orang yang mengerti dirinya, saat ia sedang tidak mood ia sama skali tidak mengharapkan seseorang menghampirinya kecuali jika ia sendiri yang memintanya.
"Nin.. nanti sore dateng kan?"
"Iya jam 3 kan?"
"iya Nin.. aku tunggu ya.."
      Perasaannya sungguh kacau, ia tidak ingin membuat Rava kecewa, namun di sisi lain ia juga tidak dapat menentang orang tuanya. Setelah istirahat Nina pun melihat Rava yang meminta ijin untuk menyiapkan konsernya, tentu saja para guru bangga dan ikut mendukungnya. Ia hanya menatap kepergiannya dengan tatapan bingung.
      Sepulang sekolah Nina dan beberapa temannya pergi ke tempat Rava, ia beruntung saat ia tiba di rumah orang tuanya sedang pergi dan ia berharap mereka masih pergi saat ia kembali nanti.
"Wow.. keren banget permainan pianonya, semua alunan musik yang dibuatnya sungguh indah" sahut beberapa orang di sekitar Nina.
Entah mengapa ia merasa bangga, padahal sudah jelas bahwa semua pujian itu bukan ditujukan padanya melainkan untuk Rava.Sesaat matanya memandang ke seluruh ruangan sampai ia terkejut melihat sosok yang walaupun masih berada di kejauhan namun ia sangat mengenalinya, itu adalah mamahnya. Dari mana ia mengetahui tempat ini, tamatlah riwayatnya pikirnya saat itu.
      Dan benar saja mamanya segera menemukannya dan menyuruhnya pulang. Ia terlihat sangat kecewa karena Nina membohongi dirinya, dan entah sejak kapan penyesalan itu muncul dalam hati Nina ia baru saja membuat mamanya terluka. Sesampainya di rumah Nina dikunci di dalam kamarnya sendiri, baru kali ini ia diperlakukan seperti anak kecil di kunci di dalam kamarnya sendiri. Namun tentu saja ia tidak mengetahui bahwa mamahnya sengaja menguncinya karena ia kembali menemui Rava. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka namun sejak hari itu Rava tidak lagi mengajaknya bicara, tidak lagi menatapnya atau menyapanya.
     Apa Rava masih kecewa sejak kejadian saat itu? karena ia tidak mengikuti acaranya sampai akhir? tapi tidak biasanya ia marah sampai seperti ini.Setiap kali mereka bertengkar hanya dalam waktu menit ataupun jam, namun sekarang Rava bahkan tak mau berbicara kepadanya. Walaupun berada di kelas yang sama, mereka bagaikan orang yang tak saling mengenal, dan tentu saja walau Nina ingin ia tidak berani mendekati Rava walau untuk sekedar bertanya.


Senin, 09 November 2015

Sweet Memories (11)

             "Haloo.. Ninaa, aku ada kabar baik nih" kata Randy
"Kabar baik apaan, uda malem nih buruan ngomong"Kata Nina sambil melihat jam dinding yang telah menunjukan pukul sebelas malam.
"Lusa aku di undang buat main piano di sebuah acara musik terkenal"Kata Randy kegirangan
"Hah? serius.. aku ikut seneng deh, emang itu kan impian kamu dari dulu"
"iya makasih ya Nin.. yauda kamu bobo sana Nitee"
           Setelah itu Nina pun menutup teleponnya, badannya terlalu lelah dan membuatnya ingin segera beristirahat, namun fikirannya masih memikirkan orang yang baru saja meneleponnya. apakah ia orang pertama yang diberi tahu? mengapa juga tidak memberitahunya besok pagi saat bertemu di sekolah. pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di fikirannya sampai ia terlelap.
           Entah mengapa pagi yang indah untuk Randy itu menjadi hari yang sangat buruk untuk Nina. memang belum ada hal buruk yang terjadi hanya saja perasaannya sangat kacau pada hari ini dan biasanya perasaan tidak enaknya bukanlah tidak beralasan.
"Pagi ma.. Nina berangkat dulu ya"
"Kamu kenapa ga sarapan dulu?"
"Udah telat ma..."
"Telat apanya ini baru jam 6.05, makanya yang dipikirin jangan pacaran terus"
Nina yang sedang minum tiba-tiba saja tersedak mendengar ucapan mamanya itu
"Kok mamah tiba-tiba ngomong gitu?"
"Kamu liat kan nilai kemarin, jelek semua karna apa coba? karna yang kamu pikirin pacaran bukan sekolah"
"Apaan si mah Nina ga kaya gitu, lagian Nina ga pacaran"kata Nina sambil berlari keluar menuju mobilnya
       Mengapa mamanya menjadi seperti ini? padahal dulu ia sempat mendukung hubungannya dengan Rava, mengapa sekarang Nina tidak boleh mendekati Rava lagi?.
Pagi itu kelas belum menunjukan tanda-tanda bel masuk, terlebih lagi lorong di depan kelas Nina sangat sepi hanya dilewati oleh beberapa orang yang kebetulan datang pagi.
Nina pun membuka buku diarynya dan mulai menuliskan tentang perasaannya pada pagi itu.
~Mengapa dunia terkadang tak adil?, disaat impianku mulai menjadi nyata.. disaat itu juga aku tersadar, bahwa semua itu hanya mimpi~
"Hayoo lagi nulis apa"Tanya Rava begitu sampai di meja Nina
"nggak kok"jawab Nina sambil menutup buku coklat kesayangannya
"Mata kamu kenapa merah gitu, kamu abis nangis?"
"Hai Nina,Rava cie pagi-pagi udah duaan"Sapa Saron
seketika itu juga Rava menutupi muka Nina, karena ia tahu Nina tidak ingin terlihat lemah dihadapan siapapun termasuk dirinya.
"eh ngga ini aku lagi ngajarin Nina. oh iya ada pr lho Sar"
"oh iya gw kerjain dulu ah, lupa"
"Thx ya Rav, lu emang yang paling ngertiin gw.."
     Perasaan aneh itu kembali menghantuinya, membuatnya takut untuk melepaskan Rava. Nina tidak pernah berfikir akan seperti apa hari-harinya jika tanpa Rava di sisinya. Ia juga tidak ingin melepasnya, namun ia tak memiliki pilihan selain melepaskannya.


Minggu, 04 Oktober 2015

Sweet Memories (10)

     
          Pagi-pagi sekali Nina telah datang ke sekolahnya tentu saja untuk bertemu dengan Randy, namun karena Randy selalu berangkat saat bel sekolah akan berbunyi maka Nina hanya mondar mandir di depan gerbang tanpa melakukan sesuatu yang jelas.
"Hai Nin.. tumben lu uda dateng"Sapa Vito
"Lu juga tumben, biasanya siang tuh bareng gw wkwk"
"Lah engga saya mah emang rajin!"
"Yayaya terserah lu dah"
        Sekitar setengah jam Nina menunggu di depan, sampai akhirnya Randy dateng dan malah bertanya dengan polosnya mengapa ia mondar-mandir di depan gerbang. Nina merasa sangat kesal karena orang yang di tunggunya itu tidak peka, namun karena suasana hatinya yang sedang baik maka ia pun memutuskan untuk tidak marah hanya untuk saat ini.
"Masi nanya gw ngapain, ya nungguin lu lah.."
"Hah? Nunggu gw kenapa? ciee ditungguin"
"Apaan sih, gw cuma mau bilang makasih kadonya. dah bye"
Setelah itu Nina berlari memasuki kelas, entah apa yang di fikirkan Randy saat itu tentang orang yang telah lama menunggunya namun saat ia datang hanya mengucapkan beberapa patah kata dan pergi begitu saja.
Gubrakk! Nina menabrak seseorang saat ia ingin masuk kedalam kelas.
"Ngapain si nih anak, lari-larian. ngomong-ngomong ngapain ke kelas?"
"Hah? Apaan si lu? kan kelas gw emang disini"
"Haha.. gw kira lu uda jadi satpam penjaga sekolah, lagian dari pagi uda jaga-jaga di luar aja"
"Wahh sialan"Segera tendangan kecil Nina mendarat di kaki Vito.
Mereka memang cukup akrab untuk dikatakan sebagai teman dekat namun tetap saja Nina tidak merasakan hal itu, ia hanya menganggap bahwa Vito adalah sahabat Randy bukan sahabatnya.
         Dari awal pelajaran Nina tidak dapat berhenti tersenyum, terlalu banyak kenangan indah yang ada di fikirannya saat itu. "Nina kamu ngapain senyum-senyum terus kaya gitu, sini maju kerjain soal " Kata Bu Pinguin saat itu.
Nina yang saat itu sama skali tidak mendengarkan pelajaran bu Pinguin pun sangat kebingungan ia hanya menuruti perintah maju dan menulis soal, "Eh siapa suruh duduk? kerjakan". Mungkin bu Pinguin telah berfikir bahwa Nina akan lama mengerjakannya jadi ia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda yaitu mengoreksi ulangan.
       Saat itu Nina hanya bengong di depan dengan memegang sebuah spidol, sampai akhirnya ada suara yang mengagetkannya "Nah itu di kaliin dulu terus blablabla". Nina tau dari mana suara itu berasal jadi ia percaya dan mengikuti suara itu tanpa sekalipun menengok ke belakang.
"Sekali lagi Thanks ya" Kata Nina kepada Randy
"Huu.. makanya jangan nakal, kalo guru ngomong di dengerin"
Seperti anak yang patuh Nina pun langsung menjawab "Iya deh iyaa maap"
       Seusai pelajaran entah ada angin apa yang membuat Randy mau mengantarkan Nina pulang ke rumahnya.ternyata benar perkataan Randy waktu itu, hari-hari yang indah pun akan menanti di depan.
 

Sabtu, 03 Oktober 2015

Sweet Memories (9)

      
          "Maa.. Nina uda pulang"
          "Happy Birthday sayang.., maaf ya mamah terlalu sibuk bekerja jadi mamah suruh Randy mengajak kamu keluar"
Seperti ditusuk pedang hati Nina pun sakit seketika saat mamanya mengatakan bahwa ialah yang menyuruh Randy, jadi semua sikap Randy hari ini bukan dari hatinya?. pikirannya sangat kacau saat itu, hari yang indah berakhir menjadi hari yang menyeramkan.
"Sayang kamu kenapa? kamu gasuka ya sama cakenya? setau mama daridulu kamu selalu suka cheese cake buatan mama"
"Mah,, aku mau nanya. apa mama yang nyuruh Randy ngasih kejutan ke aku kaya tadi?, jadi mamah alesan Randy bersikap baik banget sama aku kaya tadi. Jujur Nina kecewa mah"
"Sayang kok kamu ngomongnya gitu sih, dia sendiri yang dateng kesini dia bilang mau ijin ngajak kamu ke pameran seni, mama ijinin dan mama dukung dia, karna mama gabisa ada buat kamu saat itu"
"Jadi mama beneran ga nyuruh dia kan ma?"
"Ngga sayang kamu percaya deh sama mama"
      Entah kenapa setelah mendengar jawaban dari mamanya perasaannya jauh lebih baik.
Nina pun berjalan menuju kamarnya dengan santai, sampai akhirnya ada dering telepon yang mengagetkannya. "Hallo" Sapa orang diseberang sana.
"Hei ngapain telepon aku?"
"Hanya memastikanmu pulang dengan selamat hehe"
"Oke deh aku udah sampe rumah dengan selamat nih haha.. dan terimakasih buat hari ini jujur aku seneng banget"
"iya Nin tentu saja akan banyak hari indah yang akan kita laluin setelah ini"
"Yauda aku mau tidur dulu ya capek banget hari ini"
"Oke deh byee.. Seeyou"
      Tentu saja Nina tidak langsung pergi tidur, melainkan ia terus memikirkan perkataan Randy itu, ia akan menjalani hari yang indah bersama Randy? apa maksut dari pernyataan itu? hanya dengan memikirkannya sudah membuat jantung Nina berdebar-debar namun tentu saja Randy tidak serius dengan perkataannya Nina meyakini hal itu.
       Malam itu merupakan malam yang indah untuk Nina, saat memasuki kamarnya ia menemukan dua buah kado yang tersusun dengan rapi di tempat tidurnya. saat ia melihat kado pertama adalah sebuah jam tangan dan sepasang dress yang sangat anggun dan tentunya adalah dari kedua orang tuanya. namun ia terkejut saat melihat kado kedua tenggorokannya tercekat dan ia tidak dapat bernafas selama beberapa saat, kado itu adalah sebuah boneka yang sangat indah dengan sebuah bunga berwarna senada dengan sebuah surat yang bertuliskan: "Aku tidak yakin akan ini, tapi aku harap kamu menyukainya ({})" ia sangat yakin bahwa kado kedua berasal dari Randy, karena ia sangat hafal dengan tulisan tangannya.
      Nina merasa sangat bodoh, tentu saja Randy tadi meneleponnya untuk menanyakan kado yang di berikannya namun Nina malah  tidak mengatakan sepatah katapun tentang kado itu. Ia ingin meneleponnya namun tetap saja ia tidak ingin karena takut dikira mengganggu, lagipula ia sudah bilang bahwa ia hendak tidur jadi lebih baik besok saja ngucapin terimakasihnya pada Randy saat di sekolah. Nina segera tertidur karena badannya merasa sangat lelah, tentu saja ia terlelap dengan memegang boneka itu dalam pelukannya.

Jumat, 02 Oktober 2015

Sweet Memories (8)

     
         Tempat itu sangat penuh dengan orang-orang berseni tentunya, terlalu padat dan membuat Nina sedikit risih dengan tatapan orang-orang sekitarnya yang menatapnya dengan tatapan aneh, rata-rata orang yang berada disana adalah pasangan kecuali mereka tentunya yang belum dapat dikatakan sebagai pasangan.
"Hei broo... Apa kabar nih" sapa salah seorang teman Randy
"Baik dong, kaya yang lu liat sekarang aja hehe.."
"Cie yang uda punya pacar sekarang"Goda temannya yang bernama Vino itu
"Haha iyaa.. emang lu jomblo terus"
       Jantung Nina serasa tercekat dan ia tidak dapat brgerak dari tempatnya sekujur tubuhnya kaku, apa yang baru saja Randy katakan? ia bahkan tidak membantah ketika temannya mengatakan Nina adalah pacarnya.. harapan itu kembali muncul dalam diri Nina, namun ia tahu dimana ia sekarang mungkin Randy hanya malu jika mengaku ia belum memiliki pacar sampai sekarang, jadi tindakannya juga bukan merupakan perasaan yang dimilikinya, ia tidak boleh berharap terlalu banyak
"Hei Nin.. jalan kesana yuk"Tanpa sadar Randy menarik tangan Nina dan membawanya ke ruangan yang tidak terlalu padat akan orang seperti tadi, karena Randy memang mengetahui bahwa Nina tidak terlalu menyukai keramaian."Apa barusan dia megang tangan gw?"Tanya Nina dalam hati, tapi mungkin itu hanya perasaannya saja karena berada di tengah keramaian.
          Nina duduk di sebuah kursi sambil menunggu Randy yang sedang menjumpai rekan lamanya.. ia memutuskan untuk tidak ikut lebih jauh lagi, semakin Randy berada di dekatnya semakin membuat perasaannya aneh. sampai akhirnya ada seorang yang tidak sengaja mengaburkan lamunan Nina "Hei.."
sapa orang di depannya, "Ah.. William lu disini juga?" Nina berusaha sebisa mungkin bersikap wajar, namun tetap saja kegugupan di wajahnya terlalu terlihat. "Hai Nin,, ga nyangka bisa ketemu lu selain di sekolah." Kata Tara dengan senyum sinisnya, huh tentu saja Tara orang disamping William ini yang membuat Nina gugup saat mereka berhadapan, dan di luar itu ternyata perkataan Ryan benar. tadinya Nina tidak berniat untuk membuktikannya sampai bukti itu datang sendiri kepadanya. "Haha iya nih kebetulan banget ya.." Jawab Nina dengan senyumnya yang dipaksakan. Untung saja Randy datang tepat pada waktunya, bagaikan penyelamat bagi Nina bila dilihat dalam situasinya yang sangat  buruk itu.
         "Hai.. kalian disini juga?"Sapa Randy ramah
         "Iya nih Ren, hehe"Jawab Tara dengan senyum genitnya
Hal itu membuat Nina berfikir apa si maunya ini anak seenganya dengan Wiliam disampingnya itu sudah cukuplah.
"Eh sorry ya kita gabisa lama-lama disini, kita mau langsung pergi lagi." Kata Randy dengan senyuman yang tak lepas dari mukanya yang tambun itu.
"Iya kok gpp"
           Setelah meninggalkan tempat itu mereka melanjutkan dengan dinner di rumah makan yang sangat terkenal itu, kokiny merupakan inspirasi bagi Nina, dessertnya sangat terkenal. tentu saja yang ada di sana adalah kalangan menengah ke atas, bahkan sangat sulit untuk mendapatkan meja di tempat itu jika tidak memesannya jauh-jauh hari. Dan sekarang Randy mengajaknya ke tempat ini tentu saja itu membuat Nina kagum namun tentu saja ia tidak akan memuji Randy --"
"Kok bisa kamu?" Tanya Nina heran
"Gimana kamu suka?, aku sengaja nyiapin jauh-jauh hari buat ini.. Happy Birthday"
"Hah? Tau darimana" Hal ini membuat Nina lebih terkejut lagi, bagaimana bisa orang yang berada di depannya sekarang ini menyadari bahwa ini adalah hari ulang tahunnya. ia sendiri bahkan hampir melupakannya.
"Thx banget ya Ren.. gw gatau harus ngomong apa" Kata Nina dengan tulus
"Iya Nin sama-sama, thx juga lu selama ini uda selalu ada di samping gw, selalu bisa bikin gw semangat waktu gw down, selalu bisa ngertiin gw. gw gapernah nemuin sahabat sebaik lu sebelumnya"
Kata-kata Randy yang mengalir itu seolah-olah membuat Nina terhanyut sampai pada kata terakhir.
"Iya Ren.."

Kamis, 24 September 2015

Sweet Memories (7)

     
Ryan berjalan terburu-buru, bahkan saking tidak bisa berkonsentrasinya, ia tersandung dan menabrak beberapa murid yang masih ada di sekolah saat itu. "Nina tunggu"Teriak Ryan setengah ngos-ngosan.
Nina hanya berbalik tanpa mengucapkan sepatah katapun ia menunggu Ryan menghampirinya.
"Tadi gw liat William sama Tara kayanya mereka udah jadian deh. hosh hosh.."Kata Ryan terbata-bata
"Terus?"Tanya Nina sambil terus berjalan meninggalkan Ryan
"Ya jadi saran gw lu gausa percaya sama dia lagi sama kata-kata manisnya ato apaanlah"
"Oke.. thankyou infonya gw harus pulang sekarang"
Akhirnya Ryan menyerah juga mengikuti Nina, dan membiarkan Nina pulang dengan tenang.
        "Maa.. Nina pulang" teriak Nina saat sampai di rumahnya
"Ibunya lagi gaada non, katanya bakalan lama perginya soalnya ke luar kota jadi kalo butuh apa-apa bilang aja ke bibi"Kata salah seorang pembantu di rumah itu
"Oke bi makasih.."
"Mama selalu aja kaya gitu, pergi-pergi ,terus ga ngabarin lagi."gerutu Nina saat berjalan ke kamarnya
"oh iya non tadi ada telepon dari Randy, katanya kalo uda pulang disuruh telepon balik"
"Oh oke.."
        Setelah memasuki kamarnya Nina segera menelepon Randy, dengan perasaan berdebar-debar Nina menunggu Randy menerimananya. apa yang membuat Randy meneleponnya, Randy bukan orang kurang kerjaan yang biasa telepon ke semua orang setiap saat, dan itu berarti ada sesuatu yang penting.
"Hallo.."Suara Randy membuatnya tersadar dari lamunannya saat itu
"Hallo, kenapa Dy, katanya tadi kamu telepon pas aku belom pulang"
"Nanti sore ada acara ngga? sorry banget si ini dadakan soalnya aku gatau harus ngajak siapa lagi ke acara nanti malem"
"Emang kamu mau kemana? aku si bisa-bisa aja"
"Beneran bisa? aku di undang ke pameran music acaranya dinner gitu, sama banyak temen lama juga"
"Ohh.. oke deh"
"Aku jemput kamu jam 7 ya"
"oke byee"
         Setelah menutup teleponnya Nina segera berlari menuju lemari pakaiannya, ia bingung karena ini adalah pertama kalinya ia keluar dengan lelaki dan itu hanya berdua. semua baju yang semula tersusun rapi di lemarinya sekarang telah berada di kasur dengan keadaan yang berantakan, semua baju di cobanya satu persatu, bahkan ia juga meminta pendapat pembantunya.Sampai akhirnya ia memilih untuk memakai terusan berwarna pink tanpa lengan yang terlihat sederhana namun elegan.
tok.tok..tok...
        "Silakan masuk Tuan.."
"Oh iya makasih bi, Ninanya ada?"
"Ada Tuan sekarang masi di kamarnya.."
"Yasudah biar saya tunggu disini saja"
         "Non.. tamunya sudah datang"
"Iya nanti saya kebawah"
          Nina pun keluar dari kamarnya menuju tangga, perasaanya saat ini sukar terlukiskan. yang ia tahu hanya ia bahagia saat ini.


Rabu, 23 September 2015

Sweet Memories (6)

   
  *Flashback*
          Beberapa bulan yang lalu sempat terjadi pertemuan yang cukup sinis antara Vio dan Nina, pada saat Nina memergoki Randy dan Vio sedang berjalan tanpa memberitahu Nina.Nina merasa dirinya dihianati entah apa yang ada difikirannya saat itu ,ia berjanji untuk tidak mendekati Randy lagi walaupun akhirnya Randy meminta maaf dan tentu ia memaafkannya. Dan saat ini ia bertemu lagi dengannya tentu saja Nina tidak menyukai Vio, karena motivasinya pindah ke sekolah ini tidak lain adalah untuk lebih dekat dengan Randy.bahkan Vio mendekati salah satu teman Randy yang cukup akrab dengannya. caranya itu menurut Nina sangat licik, kalau ingin mendekati ya dekati saja tidak usah lewat perantara.
         Baru sekitar satu minggu Vio bersekolah di sekolah barunya itu namun, sudah banyak orang yang tidak menyukainya, karena sikapnya yang sombong dan suka pamer itu. Nina termasuk salah seorang yang tidak menyukai Vio namun bukan berarti ia membencinya.
                                 ***********************************************
           Hari-hari di sekolah yang padat mulai dilalui oleh anak-anak kelas 11 itu. mereka sibuk mempersiapkan pentas seni yang akan diadakan sebentar lagi oleh sekolah . masing-masing kelas berusaha menampilkan yang terbaik. begitu juga dengan Nina dan Randy yang merupakan perwakilan dari kelas mereka. setelah belajar piano selama beberapa bulan Nina pun menyerah dan meminta Randy untuk menngiringinya namun di luar dugaan Randy malah sengaja mengajaknya berduet dan tentu saja Nina tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memanas-manasi Vio itu.
         "Jadi lagu apa yang mau kalian nyanyiin?" Tanya Ryan
"Human Love" Jawab Nina singkat
"itu bukannya lagunya galau sedih gitu ya?"
"iya, karena lagu sedih bisa membuat kita merenung dan lebih mendalami kehidupan kita"
"Lu romantis ya"
Nina hanya memberikan senyumannya sebagai jawaban dari pertanyaan yang tidak perlu dijawab itu.
          Setelah keduanya keluar dari ruangan musik Ryan melihat kalau kelas juga sudah kosong. Tadinya ia ingin masuk namun sepertinya sudah terlambat. Ia melihat Tara berjalan dengan gembira menghampiri seseorang . Ryan menahan napas. ternyata Tara menyambut William dengan wajah gembira yang tidak terlukiskan. Karena penasaran Ryan meninggalkan Nina yang sebenarnya telah lebih dulu pergi dan ia mengikuti mereka berdua sampai tiba di parkiran Tara naik sebuah motor duduk dibelakang William yang telah bersiap untuk mengendarai motornya. Ia begitu terpaku sehingga tak dapat bergerak dari tempatnya berdiri. yang ingin ia lakukan saat ini hanya satu yaitu berlari menuju Nina dan memberitahu semua kebusukan William yang selama ini hanya pura-pura baik kepadanya, Ryan sangat marah ketika mengetahui Wiliam membohongi sahabatnya itu.

Selasa, 22 September 2015

Sweet Memories (5)

        Perkataan William kembali terngiang-ngiang di dalam benaknya. apakah William masi memiliki perasaan itu? apakah dia tidak melupakannya. ia fikir dalam waktu 2 tahun dapat mengubah semuanya, termasuk perasaan Wiliam kepadanya. Namun jika itu salah  ia tidak menyesal, karena saat ini tidak tersisa perasaan apapun untuknya semuanya telah terlambat.
"Kamu lagi apa sendirian?" Lagi-lagi pertanyaan Randy membuat Nina gugup, dan ia hanya diam saja seolah-olah tidak perduli akan perkataan Randy. "hei kamu lagi ngapain disini?".
"oh lagi duduk aja"Jawab Nina gugup.
    Tanpa sadar tatapan Randy mengikuti tatapan Nina yang mengarah kepada satu orang yang tak lain adalah William."kamu masih suka dia?"
"siapa?"
"Wili?"
"Oh anak baru itu kenapa harus nyebut pake nama panggilan gw kan jadi bingung"
Randy mengerutkan keningnya karena Nina belum menjawab pertanyaan yang diajukannya."jadi kamu masi suka dengannya?" tanyanya lagi.
Nina kembali menatap Randy "Suka sama?.. ha maksutnya aku suka sama Wiliam gitu? enggalah" Wajah Nina spontan menjadi merah "kok kamu bisa ngomong gitu sih? jelas-jelas kan kamu uda tau" Sekarang giliran Randy yang bertanya "dari tadi kamu menatapnya terus" Nina cemberut sebal "menatap bukan berarti suka kan"
                                         *************************************
"hai Nin.." sapa Dewi dengan lembut
"Oh hai,, tumben lu uda dateng"
"iya nih ada pr kan hari ini?"
"What? pr apaan?"
"Inggris yang no 1-50 tuh" Jawab Dewi santai
"yaudalah gw ngerjain dulu ya.. kalo gabisa gw tanya lu nanti"
Setelah itu Nina segera berlari ke pojok ruangan kelas itu yang merupakan tempat duduknya, ia mulai mengerjakan pr yang di maksut itu, walaupun ia tidak mengerti apa yang ia kerjakan namun ia yakin seengganya ada yang bener kalo ga satu ya dualah ya..
KRINGG!!!!!!!!!!!
        "selamat pagi anak-anak"
"Pagi bu..."
"sebelum mulai pelajaran ibu mau kasi tau bahwa di kelas kalian ada satu orang murid baru lagi, ibu harap kalian dapat bersosialisasi dengan baik ya, silakan masuk"
"apaan si ni kelas, masa banyak banget murid baru" gerutu Nina sebal
"gpp dong biar seru"Jawab William sambil mengedipkan mata
      "Hai teman-teman nama saya Violeta kalian bisa panggil saya vio saya pindahan dari sekolah X.."
"what?... aigoo"Tubuh Nina terasa lemas seketika ketika mengetahui siapa murid baru dikelasnya itu. Setelah itu sang guru segera membahas pr kemarin yang 1-5 nomer itu.. lagi-lagi Nina dikerjai oleh sahabat-sahbatnya yang jahil itu, karena memang ia tertidur saat pelajaran itu jadi tidak mendengarkan sepatah katapun.
     Setelah jam pelajaran itu berlalu Nina segera meminta izin untuk pulang karena badannya benar-benar lemas seketika dan seluruh tubuhnya terasa panas. dengan diantar oleh Randy sam,pai di depan gerbang sekolah Nina pun pulang dengan perasaan aneh.
"Hati-hati ya Nin.. Gwrs juga.."Kata Randy
"Oke makasih, lu juga jangan nakal ya nanti" Balas Nina dengan senyum sinisnya itu.

Sweet Memories (4)

    
            Berikutnya adalah pelajaran seni rupa, para murid disuruh untuk menggambar sketsa dengan menggunakan pensil saja. Randy sudah selesai menggambar di kertas A3 miliknya dan kini ia sedang menulis sesuatu di dalam buku birunya itu. karena penasaran Nina pun memberanikan diri untuk bertanya walaupun ia tahu tidak akan diberitahu namun sifat keponya memaksanya untuk bertanya.
"Dy.. nulis apa sih serius banget?"
"hem?"
"Gw sering liat lu kemana-mana bawa buku itu"
"rahasia"
Nina cemberut saat mendengar jawaban yang sama sekali tidak memuaskan itu.
"Kalo marah jadi tembem gitu lucu!"
             Tanpa sadar muka Nina memerah, padahal ia tidak merasakan apapun ketika orang lain yang mengatakannya, bahkan ketika William mengatakan suka padanya perasaannya sungguh berbeda.
"Ehem.., kalian cukup akrab ya"Kata William sambil lalu
"Iya dong akrab, banget malahan" Jawab Randy dengan nada mengejek
"Yang pasti ga mungkin seakrab kita dulu kan Nin?" Kata William sambil berjalan keluar, karena memang bel istirahat telah berbunyi.
      Setelah kepergian William tadi Nina bertanya-tanya, apa maksut William mengatakan ini semua? semenjak William pergi dari hidupnya ia telah berjanji untuk tidak lagi mengingat hal-hal yang berhubungan dengannya, bahkan dulu Nina mengingat setiap detail untuk waktu yang mereka habiskan bersama.Nina berfikir bahwa dengan kembali ke kotanya, ia dapat melupakan Wiliam dan dapat menjauhkan diri darinya namun itu salah, William malah mengejarnya ke kota ini. jika saja Nina belum mengenal Randy pasti Ia sudah berbalik mengejar William seperti dulu, hal bodoh yang sering ia lakukan .
    Saat ia menyusuri lorong kelas Nina melihat keramaian di dekat kantin, karena sifat keponya itu ia mendatangi tempat tersebut untuk melihat apa yang sedang terjadi disana, ternyata ada sekumpulan anak perempuan yang sedang mengerumuni anak baru, yang tak lain adalah William. saat tatapan Nina bertemu dengan William Nina hanya menatap sinis tanpa mengucapkan sepatah katapun, namun dengan tatapan itu membuat William pergi dari kerumunan orang -orang itu. "Maaf ya aku mau ketemu temen lamaku dulu."
William berlari meninggalkan sekumpulan orang-orang yang masi memperhatikan dirinya itu.
"hei, kenapa liatinnya gitu banget? ga heran kan? kalo gw emang populer dimana aja"Kata William senang.
"gausa banyak omong, mau lu apa?" Tanya Nina dengan tidak sabar
"Eits,, kalo lu mikir gw kesini ngejer lu, lu salah. papah gw ada proyek disini jadi ya gw terpaksa ikut.. tapi kalau misalnya cowo yang duduk di sebelah lu itu gabisa bikin lu seneng jangan salahin gw kalo ngerebut lu dari dia." Setelah itu William kembali meninggalkan Nina dan berjalan sendirian.

Senin, 21 September 2015

Sweet Memories (3)

"Hai Sayang kamu lagi apa?"
     Sapaan mama membuat Nina terkejut. "hai ma"
"jadi gimana? kata papah tadi kamu mencari mama?"
"iya ma, aku mau nanyain uda ketemu belum gurunya, waktu pentasnya sebentar lagi dan aku gabisa terus-terusan belajar sendiri pasti tidak ada perkembangannya ma" Jelas Nina panjang.
"mama sudah menemukan guru piano yang oke buat kamu, nampaknya dia seumuran kamu namun tentu saja dia jago dan berbakat dan mama percaya dia dapat mengajari kamu"
"Oke ma kita liat saja nanti" Karena menurut pengalamannya selama ini guru piano yang bertahan hanyalah seminggu atau dua kali pertemuan, seringkali Nina membuat sang guru marah dan malas mengajarinya, banyak cara tentunya yang ia lakukan untuk dapat terbebas dari ikatan sang guru yang ketat itu.
Impian Nina dari dulu adalah memainkan lagu Kiss The Rain kesukaannya itu namun sikapnya sangat bertolak belakang dengan impiannya. ia malas berlatih dan hanya berlatih ketika ia dalam mood yang baik.
"Tapi ngga boleh berenti di tengah jalan ya" kata mamanya setelah mengambil minum dari ruang tamu.
"hehe aku ngga janji mah, tapi aku usahain deh"
"jadi kapan mulainya ma?"
"minggu depan!"
         Mungkin ini adalah pilihan terbaik, walaupun ia tidak menyukai musik klasik namun ia harus mempelajari itu sebagai dasarnya. Ia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya yang sudah bersusah payah mencarikan guru terbaik untuk dirinya.
                                     ******************************************
          Sudah sejak Pagi Randy berada di sekolahnya. Ini bukanlah kebiasaannya karena biasanya ia hadir saat bel sekolah akan berbunyi. Setelah meminjam buku dari perpustakaan ia segera berjalan memasuki kelasnya yang berada tidak jauh dari perpustakaan tersebut. "Selamat Pagi"."Aaaaa........" Teriak Nina terkejut, Nina memang mudah terkejut jika saja ia sedang tidak konsentrasi dan ada orang yang mengganggunya. "Apa kamu selalu berteriak  ketika ada orang yang menyapamu?" Tanya Randy sambil tertawa. "Engga sih, tapi kamu ngapain selalu muncul tiba-tiba dan tidak lihat apa aku sedang serius membaca!" kata Nina ketus, namun tidak dapat sepenuhnya dikatakan ketus karena Nina tidak bermaksut memarahi Randy orang yang hanya ingin menyapanya itu. "Maaf" Kata Randy pelan.
         Nina mendengar kelas sudah ramai, itu berarti bel sekolah akan segera berbunyi.
"Selamat Pagi anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, dia pindahan dari luar kota ibu harap kalian bisa menerimanya dengan baik ya, silakan Will."
"hai semuanya.. nama saya Wiliam saya pindahan dari semarang. mohon bantuannya ya"
"William silakan kamu duduk di samping Nina" Tempat duduk yang di buat oleh peraturan kelas itu bersifat permanen dan hanya ada satu bangku kosong yaitu di sebelah Nina, itu berarti Ia harus setiap hari bersebelahan dengan orang ini, orang yang pernah menjadi masa lalunya.

Sweet Memories (2)

   
      Keesokan harinya, Nina tidak menyangka bahwa harinya di sekolah akan di mulai dengan sangat buruk. yah memang belum ada kejadian yang menghebohkan atau apapun namun Nina sudah mempunyai perasaan buruk saat dia memasuki kelas itu.
     Disana ia melihat Tara dan Alexa sudah nongkrong di kelasnya. Nina langsung merasa enek, kelas mereka bukan disini kan? Nina berjalan masuk ke dalam kelas dan berusaha untuk mengabaikan mereka. Namun wajah Nina tidak luput dari tatapan mereka, ketika tatapan itu bertemu dengan matanya Nina merasa seolah-olah tatapan itu menusuk dan membuat kaku sekujur tubuhnya. Setelah Nina berlalu, Tara dan Alexa kembali berbicara dengan Randy salah satu teman dekatnya di kelas itu.
     "Len, lu tau ga? ngapain Tara sama Lexa pagi-pagi gini udah disini?"
Lena mengalihkan pandangannya kepada Lexa dan Tara yang sekarang sedang tertawa terbahak-bahak. sepertinya mereka sengaja menaikan volume tawanya untuk mendapatkan perhatian murid lain. "Tau deh, lagi ngecengin Randy kali" jawab Lena sambil menggoda Nina, (Lena adalah salah satu sahabat Nina selain Lena masih ada Dewi, Saron dan Tasya) "Dih apaan banget sih" kata Nina sebal.

         Nina bersyukur ketika bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Ia keluar cepat-cepat sampai menabrak seseorang yang tak lain adalah Randy. "eh maaf" kata Nina sambil terus berjalan. Mood jelek dan perasaan tidak enak yang menghantuinya sepanjang hari hampir berakhir dan ia sudah lega. Namun, sepertinya ia harus memendam rasa leganya karena perasaan tidak enaknya sejak pagi hari tadi bukanlah hal yang tidak beralasan. Langkah Nina terhenti persis didepan sekolah ada beberapa pasang mata yang menghalanginya. "aduhhh mau apa si mereka" keluh Nina dalam hati.Nina mencoba melakukan hal yang sama seperti pagi tadi yaitu mengabaikan orang di sekelilingnya dan berjalan dengan tatapan lurus, sebelum akhirnya tangan Nina di tarik dengan kasar oleh Tara "hei, ngapain nih buru" kata Tara dengan tatapan sinis. "Sorry gw harus cepet pulang sekarang". "ooh anak mami kasian" Kata Lexa sambil menyandung kaki Nina sampai ia terjatuh. Nina bukanlah anak yang penakut namun ia tidak mau mencari masalah hanya untuk hal" sepele seperti ini.
"gw cuma mau peringatin sama lu, jangan coba-coba lu deketin Randy lagi kalau lu gamau yang lebih parah dari ini" Kata Tara sambil tersenyum sinis. "udah selesai? kalo uda gw pulang byee!"
         Apa yang salah dengan dirinya? persahabatannya dengan Randy selalu di tentang oleh siapapun, walaupun sifat keduanya sangat berbeda, bukan berarti setiap orang dapat men-judge mereka berdua.Randy cukup populer di kalangan perempuan, karena sifatnya yang baik dan selalu mau menolong orang yang membutuhkan bantuannya, karena itu tidak sedikit orang yang menyukainya, Nina cukup beruntung untuk selalu ada disisinya dan menjadi sahabat baiknya.
"Hei.. ngapain disini?sendirian lagi" Pertanyaan Randy membuatnya tersadar dari lamunannya itu
"Oh hei, iya ni aku emang suka makan ice cream disini kalau bosen pulang ke rumah"
"Boleh aku temenin?"
"kenapa engga?"
       Setelah pertemuannya hari itu keduanya menjadi lebih dekat dan akrab baik di sekolah maupun di luar sekolah mereka sering bersama, tentu saja hal itu tidak disukai oleh Tara dan Lexa yang sejak dulu tidak menyukai hubungan mereka.

Minggu, 20 September 2015

Sweet Memories (1)

              "Randy! sudah main pianonya ayo berangkat ke sekolah." Randy mendengar teriakan mamanya dari bawah, Randy segera menutup partitur musiknya dan mengambil tas sekolahnya sambil berlari-lari. "iya ma, aku berangkat". Supirnya telah menunggu di dalam mobil. Randy segera menjatuhkan tubuhnya dan duduk di kursi belakang yang membuat kacamatanya terjatuh. Perlahan mobil mulai menyusuri jalanan yang cukup ramai dan tak lama kemudian Randy telah sampai di sekolah.
               Sesampainya di sekolah Randy di sambut oleh Nina yang sudah menunggu di depan pintu, namun bukan seperti di film-film drama yang di sambut dengan senyuman ataupun kecupan namun Randy di sambut oleh sebuah tinju yang memukul lengannya dengan pelan. hal itu sudah tidak aneh bagi Randy karena sejak mengenal Nina lebih dekat Randy malah menganggap kelakuan Nina itu unik bukan aneh seperti yang difikirkan oleh kebanyakan orang. Nina ini merupakan salah satu sahabat Randy, dan tentunya sahabat Randy di sekolah ini bukan cuma Nina, melainkan ada dua orang lagi yaitu Vito dan Ryan. karena sifatnya yang ramah Randy juga memiliki banyak teman di sekelilingnya bahkan banyak guru yang menyukainya karena dia merupakan anak yang rajin.
 KRING!!!
      "Selamat pagi anak-anak!" Suara wali kelas Nina, Ibu Pinguin menyapa seisi kelas dengan bersemangat, karena sifatnya inilah yang membuat setiap anak di dalam kelas itu merasa semangat juga. "Selamat Pagi Bu!" jawab anak-anak. "Ada satu kabar baik untuk kalian"Kata Bu Pinguin dengan hati-hati. "besok libur ya bu?" sahut Nina asal."besok kan memang libur Nina karena besok hari sabtu" (FYI: sekolah ini menerapkan sistem belajar 5 hari jadi pasti libur di setiap hari sabtu dan minggu)bu Pinguin merupakan orang yang sangat sabar dalam menghadapi anak-anak di kelas XI-3 itu.
"Nah jadi minggu depan akan diadakan pentas seni dan masing-masing kelas diwajibkan untuk mengisi acara jadi dalam minggu ini akan sering ada pelajaran kosong yang diambil untuk itu." jelas bu Piguin panjang lebar.
"yey!! itu baru kabar baik" sahut anak-anak gembira.

Sweet memories

    
Prolog:
       Suara dentingan piano itu terdengar sangat lembut dan bersahabat. Bahkan Aku yang telah berulang kali mendengarnya pun dibuat terkagum-kagum oleh suara piano itu. Hal itu terulang beberapa kali, karena aku memang cukup sering menjumpainya di ruangan tersebut.
      Aku dapat dikatakan sebagai sahabat ataupun teman masa kecilnya, Randy orang yang membuatku selalu bersemangat dalam mempelajari hal-hal baru baik bernyanyi maupun bermain musik, aku tidak pandai dalam hal apapun bahkan sangat bertolak belakang dengan sosok yang berada di hadapanku sekarang, orang yang sedang memainkan sebuah lagu berjudul "kiss the rain" ia sangat mengetahui bahwa aku benar-benar menyukai lagu tersebut sampai akhirnya lagu itu pula yang merusak semuanya.
     Aku rindu akan sosok itu... seseorang yang selalu di sisiku..
Bahkan setelah hari itu dia tidak lagi datang menemuiku atau bahkan menghubungiku. Semakin aku mencari semakin menjauh semua kenyataan tentang dirinya, seakan-akan keberadaanya dulu hanya sebuah mimpi belaka yang pada saat aku terbangun dia telah menghilang entah kemana.

Kamis, 18 Juni 2015

the perfect thing in this world

thank you for someone who always open this blog.
someone who always support me..
someone, who inspirated me to make many story..
i will make a story again, and it will be a last story.. gomawo for all.
sorry , when my story make u bored or anything.. haha please don't forget to look my last story.
i will never write a story again...
it's just a gratitude for a special people
it's time to let you know that u're really special... you has always been the major role in my story
thankyou^^ 958 viewers :*

Minggu, 08 Maret 2015

Words of wisdom

* It's very difficult when you try to smile when you're disappointed.
* People who are too curious not good
* Regret always comes at the end
* To be faithful it is not easy , but the faithful are the best
* Do not expect something that is not yours or you'll regret it forever
* Experience in disappoint by others will make you stronger
* When you 're not willing to fight to feel strong , that's when you can cry
*Do not let people who make you disappointed to see you cry , but make him sorry to disappoint
*Experience is the best teacher.

Sabtu, 07 Maret 2015

i am sorry i can't (last chapter)

  
           Hari ini adalah hari yang cerah, siapapun yang melihatnya pasti tersenyum.. bunga yang bermekaran , embun pagi yang indah, matahari yang sedikit bersembunyi di balik awan. sebelum ada seseorang yang datang hanya untuk merusak hari itu untuk Rina, hari itu menjadi hari yang paling ia benci jika ia bisa ia ingin melompati hari itu.
           saat itu pukul 08.00 pagi, di sekolah ia hanya ingin bersantai tanpa pelajaran apapun dan ternyata keinginannya terkabul dari pagi hingga petang semua guru hanya keluar masuk memberikan tugas, karena memang para guru sedang di sibukan oleh murid kelas XII yang akan menghadapi ujian.
     "gila hari ini enak banget, guru ga ada, tugas juga ga numpuk" kata Dewi bahagia.
   "ya semoga ajah tiap hari kaya gini" kata Dewi berharap.
   Saat menjelang istirahat Rina dan Rava terlibat dalam perbincangan yang sebenarnya sepele namun membuat hati Rina merasa sakit. di dalam perbincangan itu Rina bertanya mengapa Rava mendekatinya akhir-akhir ini dan bersikap lebih dari wajar, bahkan jelas-jelas Rava mengatakan kalau ia menyukainya secara tidak langsung . Namun dengan santai Rava menjawab ia hanya ingin membuat orang lain tertawa bahagia, walaupun itu berarti membuat Rina megangis. jadi ternyata selama ini semua perhatian Rava dari saat ia menggodanya sampai ia mengatakan suka itu hanyalah permainannya tentu Rina tidak terima di permainkan seperti itu walaupun Rina tidak ingin mengakuinya. Rina yang selama ini menutup dirinya pada lelaki lain dan baru akhir-akhir ini ia memcoba membuka hatinya untuk Rava, orang yang ia kira tulus dan sekaligus sahabatnya ternyata orang itu juga yang menghancurkan mimpinya yang menghancurkan cita-citanya, dan semua harapannya.
   "Rin, lu kenapa kok nangis?"tanya Natasya
   "ini bukan Rina yang gw kenal, lu kan bukan Lena yang cengeng kan" Kata Dewi
   "gw gpp kok, cuma lagi kecewa ajah, gw pikir gw bego banget percaya sama orang yang tiba-tiba perhatian sama gw segampang itu gw percaya sama dia, dan segampang itu juga dia hianatin gw, emang sih dia ga pernah bilang secara langsung,, tapi semua sikap dia membuat gw berharap banyak" jelas Rina pada 4 orang sahabatnya itu.
"Lu yang sabar ya Rin, tapi gw ga yakin kalo dia cuma mainin lu, gw emang belom kenal dia lama tapi gw bisa ngerasain dia itu tulus" Kata Saron dengan bijak
"gw juga awalnya ngerasa dia tulus, kalo dia ga bilang sendiri mungkin sekarang kita masih main kaya biasa, bercanda kaya biasa tanpa beban sedikitpun." kata Rina sambil terisak.
   Mungkin Tuhan punya rencana lain, di balik sikap Rina yang cuek ternyata Rina sangat menyayangi Rava dan walaupun Rava telah menyakitinya Rina tetap tidak membencinya ia hanya butuh waktu untuk melupakannya, melupakan semua kenangan yang telah Rava berikan.
"Rav, lupain semua janji yang waktu itu pernah kita buat anggep ajah itu ga pernah ada. dan jangan bersikap kaya gitu lagi gw ga suka" kata Rina dengan tegas
"lho gw salah apa Rin? kok lu tiba-tiba ngomong kaya gitu? " Tanya Rava bingung
"yauda pokoknya lu lakuin ajah yang gw mau."
    Setelah itu persahabatan mereka tidak lagi seerat dulu, Rava pun pergi dari kehidupan Rina dan meninggalkan bekas luka yang cukup mendalam.

    cerita ini aku buat untuk seorang sahabat aku yang nyata, cerita yang nyata, walaupun aku salah memilih tokoh utama dalam cerita ini namun aku tidak menyesal, terima kasih buat Rava selama ini sudah mengisi hari-hari ku aku selalu berharap kamu bahagia.

i am sorry i can't part 8

  

     Mulai saat ini kita berjanji akan menjadi sahabat sejati, yang akan saling memotivasi diri kita sendiri, yang akan selalu ada jika diantara kita membutuhkan, yang akan saling menolong, yang gak akan pernah egois ataupun marah dan bersikap seperti anak kecil. itulah janji yang dibuat oleh Rina,Lena,Dewi, Saron, Natasya dan Rava.
"gw gak pernah nyesel kenal kalian" Kata Lena
"gw juga gak nyesel punya sahabat kaya kalian" Kata Saron.
"Dan gw bahagia udah pindah ke sekolah ini ke kelas ini, apalagi ketemu orang yang spesial " Kata Rava.
"spesial? siapa tuh?" tanya Rina penasaran
"suatu saat kalian juga bakalan tau kok"jawab Rava
"yaa,, terserahlah "
     "Rin, jujur.. suka sama Rava ya?" Tanya Natasya
     "enggalah apaan sih?"
     "kalo Rava suka, seneng ga?" Tanya Natasya lagi
     "ya seneng sih dikit, eh besok gimana? nilai praktek bahasa inggris" kata Rina yang mengalihkan perhatian
     "apaan sihh,, ga usah ngalihin perhatian deh"
   Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa tanpa adanya masalah ataupun sesuatu yang spesial, selain keisengan Rava yang sekarang sudah tidak membuat Rina marah atau apapun melainkan menimbulkan perasaan aneh itu lagi. akhir-akhir ini Rina seringkali memikirkan Rava, orang aneh yang dulu di bencinya dan sekarang justru muncul di pikirannya dan mengganggu konsentrasinya terutama konsentrasi belajar.
Satu perkataan Rava yang selalu terbayang di benaknya adalah "kita tidak perlu tahu orang lain membutuhkan kita atau nggak, yang terpenting kita selalu ada untuk mereka". "aku tau kamu selalu ada untuk aku, dan makasih untuk semua itu" tanpa sadar Rina berbicara pada dirinya sendiri  "ihh apaan sih Rin, lu tuh harus sadar Rava itu temen lu sahabat lu, jadi jangan mikirin yang aneh-aneh"
tok..tok.tok
"masuk"
"misi non, itu ada temennya di luar"
"yauda bi, suruh masuk ajah suruh duduk dulu"
"baik non"
"siapa sih dateng ke rumah gw di hari yang ngeselin ini udah gw kesiangan lagi huh, mengganggu ketenangan"kata Rina alay
     "hei Rina" sapa orang yang duduk di ruang tamu itu
     "Rava?" kata Rina terkejut, karena Rina hampir tidak pernah mempunyai tamu laki-laki yang datang ke rumahnya.
     "iya,ini gw, gw cuma mau ngasih catetan kimia ini, kan tadi kamu ga masuk pasti ketinggalan nanti"
     "oh, makasih banget ya Rav kamu care banget sama aku"
     "iya, itu udah kewajiban aku sebagai seorang teman, yaudah aku pulang dulu ya"
     "oke bye Rava"

Jumat, 06 Maret 2015

i am sorry i can't part 7

      Aku benar-benar nggak ngerti ada orang yang menolak kenyataan, Fakta kalau memang dilanda cinta. Sebegitu takutnya jatuh cinta? Tapi itulah hal yang dialami oleh Rina, mungkin masa lalunya yang membuat ia menjadi seperti ini, menutup hatinya pada semua orang. Namun semenjak kedatangan Rava perasaannya berubah menjadi lebih baik, ia mulai dapat melupakan masa lalunya mulai dapat membuka hatinya walaupun ia belum yakin sepenuhnya.
    Hobinya membaca buku hanya untuk menutupi kesendiriannya, Rina telah banyak berubah dari Rina yang dulu di kenal sebagai sosok yang pendiam dan tertutup sekarang menjadi anak yang pemberani, ceria dan tujuannya adalah membuat orang lain bahagia.
   "Lena besok temenin gw ya ke toko buku"Ajak Rina 
   "oke deh, gw juga mau nyari novel baru"
    Saat mereka memasuki toko buku, dengan ramah sang petugas menyapa mereka karena memang mereka sudah hafal dengan Rina dan Lena yang suka datang, baik untuk membeli buku maupun untuk sekedar melihat-lihat.
"Rinaa, ada novel dan kata-katanya pas lho buat lu"
"Hah?  maksutnya?"
"udah dengerin ajah nih.. ~Jenis hubungan terbaik adalah ketika ia tidak hanya menjadi kekasihmu, tetapi juga sahabatmu~"
"maksutnya pas sama gw apa? "
"ya kan kaya lu ma Rava sahabatan kali ajah nanti...."
"apaan sih, dia tuh sahabat gw bukan apa-apa huh!!"
    Lagi-lagi perasaan aneh itu muncul, setiap temannya membicarakan tentang Rava, ada apa dengan dirinya..
*********************************************************************************
   Saat sedang perjalanan ke sekolah, Rina di kejutkan oleh Saron yang tengah berdiri di depan gerbang sambil melambai-labaikan tangannya.
"ngapain lu?" tanya Rina
"ngapain-ngapain ya nunggu lu lah biar bareng gitu" jawab Saron sebal
"oh haha, yaudah ayoo"
"eh, gw punya quotes lhoo ~Ketika seseorang peduli padamu, itu karena dia ingin kau bahagia.
Jadi jangan membuatnya sedih~ bagus kan?"
"yayaya, bagus ajahlah wkwk"
   sesampai di kelas tidak ada hal yang Rina lakukan selain melamun,, Mulai hari ini, detik ini aku mulai mempercayai arti sebuah cinta, dan mengetahui rasa yang di namakan suka, sayang dan cinta walaupun itu adalah 3 hal yang berbeda namun aku tahu kehidupan manusia itu berjalan secara bertahap begitu juga dengan percintaan. "haduh gw mikirin apaan sih?" tiba-tiba bayangan Rava muncul d hadapan Rina "woi lu ngapain pergi hussh" kata Rina pada dirinya sendiri.
   "lu kenapa Rin? ngomong sendiri gitu?" tanya Lena
  "nggak tau nih, gw lagi aneh n gak konsen" jawab Rina.
   "kurang istirahat kali lu Rin" kata Dewi
   " iya kali, thx ya kalian udah perhatian ma gw"
   "itulah gunanya sahabat " kata Rava yang baru dateng sambil tersenyum.

Kamis, 05 Maret 2015

i am sorry i can't part 6

 
  Kehadiran Rava yang di terima dengan baik di kelompok Rina, ternyata malah membuat orang yang berada di sekitarnya merasa cemburu dan terkadang ingin memisahkan mereka. Rina telah seringkali mengetahui akan hal itu, namun ia tetap merasa bahagia karena Yang namanya sahabat, di pikirannya itu merupakan posisi yang istimewa. Apabila ada seseorang yang memanggil kita sahabat, itu berarti kita mendapatkan tempat yang tidak biasa di dalam hidup orang itu dan itu berarti Rava adalah sahabatnya, sahabat sejatinya.
    "Rinaaa.. lu ada waktu ga? gw mau cerita di rumah lu ya??" kata Natasya dengan polosnya
    "oke.. kapan?".. "iya nanti sore"
  setelah itu Natasya pun menceritakan semua masalah yang selama ini membebaninya, dan membuat nilai-nilainya turun dia merasa lega setelah membagikan cerita itu kepada orang terdekatnya.
   "Thankyou Rin, solusinya.. gw bakalan pikirin itu"
   "oke sama-sama, eh menurut lu kalo perasaan suka itu gimana sih?"
   "ciehh Rina lagi suka sama orang ya? siapa? Rava??"
   "apaan sih, nggak kok, cuma nanyaa"
   "ya menurut gw ya, orang suka tuh bakalan jadi salting, trus peka sama yang orang itu rasain, trus kaya takut kehilangan gitu deh" jelas Natasya panjang lebar
   "ohh, okee... berarti ya gw cuma kagum kali sama sikap dia yang pengertian" kata Rina pelan
   "wah, siapa tuh? ehem.."
   "apaan sih gaklah boongan doang kok"
   " katanya sih ya 'Semua orang selalu bilang, cewek dan cowok ga pernah bisa jadi sekedar sahabat'"
"maksut lu??" tanya Rina bingung
"nggak,, udah ya gw pulang dulu bye" kata Natasya sambil sedikit berlari karena takut di marahi.
    Sesudah Natasya pulang Rina melanjutkan belajarnya, ya walaupun ia tidak serius namun lumayan banyak materi yang terserap oleh pikirannya itu, namun di sisi lain ia melihat buku diarynya tergeletak di atas meja belajar dan iapun tergoda untuk membukanya dan tidak jadi belajar. buku diary itu telah menemaninya selama beberapa bulan terakhir ini, ia yang selalu mendengarkan semua masalah Rina selama ia berada di kelas itu, dengan perlahan Rina membuka dan mulai menuliskan pengalamannya di sekolah. satu kalimat yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya akhirnya tertulis, dan ia berharap hanya dirinya yang mengetahui akan buku ini, hal paling memalukan yang tak ingin dia berikan pada orang lain.
"Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, tapi dia sudah gak sanggup berpura pura kuat"

 

Rabu, 04 Maret 2015

i am sorry i can't part 5

         
            Ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu sejak dulu. sampai sekarang aku
                      belum mengatakannya karena... yah, karena berbagai alasan.
                                 dan alasan utamanya adalah karena aku takut
      Itu adalah kata terakhir yang ia tulis sebelum ia menutup buku diarynya, satu hal yang ia takut, adalah reaksi dari Rava. apakah ia masih akan menatapnya seperti ini? tersenyum padanya seperti ini? apa justru ia akan meninggalkannya?. Rina tidak ingin semua itu terjadi yang ia inginkan hanya Rava tidak pergi darinya dan tetap menjadi sahabatnya.
"hai Rin?" kata Rava, dengan muka polos
"apaan sih lu? bisa pergi ga?"
"lho? gw salah apa Rin?"
"oke kalo ga bisa gw yang pergi" kata Rina sambil meninggalkan Rava.
    "Rinaa,, ngapain sih sok rajin banget baca-baca novel setebel itu" kata salah seorang temannya
    "masalah banget ya buat lo?"
  “Aku baca buku karena aku suka, bukan karena aku mengharap suatu penilaian dari orang-orang di sekitar aku. Bukan karena aku ingin dianggap hebat atau pintar atau berpendidikan atau beradab cuma karena udah baca sebuah karya sastra.”
    Rina memiliki sebuah hobi yaitu membaca semua buku kecuali buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran. ia tidak berharap semua orang menyediakan tempat yang tenang untuk ia membaca buku, namun ia juga tidak berharap seseorang mengganggunya saat ia sedang membaca buku, hal itu sudah di ketahui oleh sahabat-sahabatnya walaupun Rava seringkali menggodanya dan membuat Rina sedikit marah.
 saat ia sedang membaca buku yang berjudul seperti bintang ia melihat sebuah kata "Teman itu seperti bintang, kadang terlihat, kadang tidak. Tapi kita tahu dia selalu ada disana."dan kata itu mengingatkannya akan seseorang yang sekarang jarang ada di sampingnya.
    **************************************************************************
"Pah, besok aku ada tugas kelompok ya" kata Rava saat pulang sekolah
"Iyaudah, jangan sampai malam ajah"
"iya pah sipp"
    Saat di kamar Rava kembali memikirkan Rina, gadis itu orang yang selalu membuat harinya ceria, orang yang suka marah tapi karna kemarahannya membuat orang lain tertawa, namun ia juga dapat serius dalam keadaan tertentu.
~Kita bisa menyembunyikan kesedihan, kita bisa menyembunyikan kemarahan
, dan bahkan kita bisa menyembunyikan kegembiraan. Tetapi, kita takkan bisa menyembunyikan kekecewaan~ "lho ini kan buku yang gw pinjem dari Rina, tunggu tulisannya buat siapa ya? apa ia buat gw?  tapi kayanya sih bukan haduh kok jadi gini yaa??"
  *************************************************************************
    Saat itu Rina masih belum dapat tertidur karena memikirkan sesuatu hal, sampai akhirnya adasebuah panggilan yang membuatnya melupakan segalanya.
"hallo Saron kenapa?" tanya Rina
"eh, tadi lu kan kabur pelajaran terakhir, dan gw lupa ngasih tau kalo buat besok ada pr bahasa inggris hal 215-224 itu yang essay 1-50 besok pagi di kumpulinnya" jelas Saron panjang lebar.
"oke thx" Rina pun tidak berfikir panjang dan langsung mengerjakan pr tersebut hingga tengah malam. "akhirnya selesai juga. wow jam 2 udah berapa jam gw ngerjain?" tak lama Rina pun terlelap. keesokan harinya Rina hampir terlambat, untung saja dia datang tepat sebelum pintu gerbang ditutup, saat ia masuk ia langsung di sambut oleh bu Pinguin yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya.
"ayo anak-anak keluarkan PR kalian yang 1-5 essay yang kemarin ibu kasih"
"hah?1-5 bu?"tanya Rina dengan nada terkejut
setelah itu pr yang telah dikerjakan diperiksa dan ia mendapat nilai tertinggi berkat ketekunannya dalam mengerjakan tadi malam.
"Rin, mata lu napa bengkak gitu?"tanya Natasya dengan polos.
"gw dikerjain Saron tadi malem awas ajah tuh anak.. huh!!"
    "gimana pr nya? udah selesai?" tanya Saron sambil cekikikan
    "Lu tau ga gw tidur jam berapa? jam 2 coy jam 2, tau ah gw mau tidur sekarang" kata Rina.

Jumat, 27 Februari 2015

i am sorry i can't part 4

   Tiga hari kemudian Rina dan rombongan kelas XI kembali ke sekolah, saat perjalanan Rina melihat bahwa Rava duduk persis berada di belakangnya, dan tidak jarang Rina memergoki Rava sedang menatapnya dengan tatapan yang malu-malu.
   "nape lu senyum-senyum sendiri gitu?" Tanya Saron dengan garang
   "gak kok, lucu ajh itu ngeliatin terus"
  keesokan harinya kegiatan sekolah sudah berjalan seperti biasa, namun semangat belajar anak-anak belum kumpul dan rupanya guru-guru mengetahui itu dan memakluminya. semenjak pulang dari bali Rina menjadi sedikit pemurung, bahkan ia tidak berteriak selama beberapa hari terakhir, sehingga membuat teman-temannya menghawatirkannya.
    "Rina lu kenapa sih? lu ga boleh kaya gini terus"Kata Natasya
    "iya, mana Rina yang dulu, yang periang yang suka marah-marah n suka triak-triak kita kangen lu yang dulu Rin" kata Dewi.
    "udah deh daripada ribut terus kaya gini mendingan kita ke kantin yuk, lape nih"kata Lena dengan santainya.
    "lu tuh ya pikirannya makan terus deh!!"kata Saron dengan sedikit emosi.
"iya deh ayo"Rina menurut karenatidak ingin membuat teman-temannya cemas.
    Saat di kantin Rina melihat Rava sedang berada di sekitar wanita-wanita, namun anehnya Rina merasakan sesuatu yang sangat aneh dan mengganggunya, apa ia menyukai Rava apa ia cemburu terhadap wanita di sekeliling Rava, namun mengapa ia cemburu? Rina terus berfikir sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi dan menenangkan dirinya di kelas.
******************************************************************************
"anak-anak ibu ada rapat di ruang guru, jadi ibu minta kalian kerjakan soal ini ya"Kata bu Pinguin
"iya buuu!!!"
    Tepat pada saat itu Saron, dan Lena datang mendekati Rina dan mengatakan bahwa mereka habis menemui Rava dan Rava tidak menolak ketika mereka mengatakan Rava suka dengan Rina, hal itu di terima dengan tanggapan biasa saja oleh Rina tapi hatinya berkata lain, lagi-lagi perasaan aneh itu muncul dan membuat Rina sangat gelisah.
     Sepanjang pelajaran Rina tidak membuka buku bahasa inggrisnya, melainkan membuka buku diary dan mulai menulis di pojok kelas. beberapa kata yang ia tulis dibuku diarynya.
*i don't know what the name of this feeling, why i'm so sad when you're with her......but i'm sure i don't love you (is it right?)
*who are you? one time, you made me laugh and at the other times you also make me disappointed.
*all your attention only makes me uneasy
*fake hope --"
라바 당신 입니다, 당신은 내 수업 에

Kamis, 26 Februari 2015

i am sorry i can't part 3

    Rina berlari sekuat tenaga dan berusaha menahan air matanya, sampai ia menemukan tempat yang teduh untuk menenangkan hatinya, tempat itu sangat sunyi sehingga ia dapat menangis sekencang-kencangnya tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya.. namun dugaannya salah, ia bertemu dengan seseorang yang mengagetkannya dan membangunkannya dari mimpi buruk itu.
    "hei Rin kamu kenapa?" Tanya Rava sambil duduk di samping Rina
    "gw gpp kok Rav, tadi kelilipan gitu disini banyak angin"
    "kamu mungkin bisa boongin semua orang dengan sisi lain kamu, tapi aku. kamu ga bisa segampang itu boongin aku. kamu abis nangis ya? kenapa?" Tanya Rava dengan sabar
    "ya gw emang nangis, dan gw minta lu tinggalin gw sekarang gw butuh waktu buat sendiri"
   Rava pun pergi meninggalkan Rina walaupun dalam hati ia tidak ingin meninggalkan Rina sendirian disana.
    
   saat itu adalah jam makan siang, semua murid berkumpul di ruang makan yang telah di sediakan, namun Rina tidak ada di dalam ruangan itu sehingga para sahabat Rina pun berusaha mencarinya, setelah menemukan Rina mereka segera mengintrogasi mengapa ia bisa sampai seperti ini, lalu Rina menceritakan bahwa ia melihat wili dan tari di pinggir pantai.
  "astaga Rin, masa lu belom bisa lupain sih, dia itu cuma bisa nyakitin lu doang" kata Lena dengan menggebu-gebu
  "iya Rin lagian lu harus move on, ke Rava kek" kata Dewi menambahkan
"what? Ravaa?? kok nyambung ke situ?"
" emang lu ga ngerasa ya ? akhir-akhir ini dia naruh perhatian lebih ke lu" kata Saron dengan tidak sabar
"haha, itu cuma pikiran kalian ajah kali, yaudah yuk.."
   Saat di kamar Rina tidak dapat tertidur dengan pulas, ia masih saja memikirkan tentang perkataan Saron, apa itu benar? Rava memperhatikannya? apa itu hanya perasaannya saja? ia memang sudah mengenal Rava cukup lama namun perasaannya terhadap Rava sangat sulit untuk dilukiskan ia menganggap Rava sebagai sahabat, namun di satu sisi ia juga seringkali merasa kehilangan Rava..

Rabu, 25 Februari 2015

i am sorry i can't part 2

    kehadiran Rava di kelompok Rina rupanya di sambut dengan baik, bahkan tidak jarang banyak orang yang iri atas kedekatan mereka ber-6 itu. namun seringkali Rina juga merasakan bahwa Rava mendekati mereka jika membutuhkan sesuatu saja , karena di luar itu Rava juga memiliki beberapa teman yang cukup dekat dengannya.
  "hey kalian tau gak? gosipnya sih kita mau ada studytour gitu" kata Natasya dengan polosnya.
  "hah? wow, pasti seru deh.." jawab Lena dengan senyuman yang mengembang
  "kemana emangnya?"kata Rina " ke bali cuyy.."
  "pasti seru kalo punya gebetan wkwk"
kringgg......!!!!!!!!!!!!!
    Setelah bel berbunyi semua anak-anak berlari memasuki kelas, saat di kelas wali kelas XI-3 itu menyampaikan bahwa besok mereka akan mengadakan study tour ke bali, dan semua murid kelas XI di wajibkan untuk ikut berpartisipasi. setelah itu kelas di bubarkan agar dapat bersiap-siap.
   ******************************************************************
"Maa!! Rina pulang,,, ma besok Rina ada study tour ke bali yaa" kata Rina sambil berteriak
"Iyaa... yaudah sekarang makan beres-beres trus istirahat ya biar besok fit"
"oke mah,, bye"
    setelah membereskan semua perlengkapan yang akan di bawanya Rina pun membaringkan dirinya ke tempat tidur dan tak lama kemudian ia pun tertidur.
(~~ i will fly into your arm and be with you, till the end of time~~)
"haduh pagi-pagi gini siapa sih yang nelfon,ha..lo"
"Heh Rinn udah jam berapa nih nanti telat lho" kata Saron
"hah? jam setengah 7 whatt??" kata Rina sembari menutup telepon, mandi dan terburu-buru berangkat ke sekolah untungnya Rina belum tertinggal rombongan.saat itu sedangdi bagi dalam kelompok dan Rina sekelompok dengan Lena dan juga Rava. entah mengapa Rina merasa tidak keberatan walaupun ia tidak satu kelompok dengan sahabat-sahabatnya.
    Saat di bis, Rina mendengar sebuah lagu yang berjudul "akon~beautifull" lagu itu seakan memaksa ia untuk ingat tentang masa lalunya. sesaat kenangan itu kembali muncul namun ia harus sadar bahwa ia sudah memilih untuk melupakannya dan bahkan sudah menemukan calon pengganti yang baru...tiba-tiba Natasya datang dan mengejutkannya "hayooo!! bengong ajah napa nih?"
"apaan sih nggak kok"
   "huh capek banget akhirnya sampe jugaaa"kata Saron dengan leganya.
   "tenang ajah hari ini katanya free kok jadi bisa jalan-jalan sepuasnya gitu" kata Dewi menenangkan
   "horeee gua udah lama ga liat bali nih" kata Lena kegirangan.
"yauda kalian jalan sana gw capek mau di hotel ajah"
"aku juga ga ikut kalian yaa sorry" kata Rava
"cieh-cieh" "apaan sih kalian tuhhh"
    saat mereka sudah meninggalkan Rina dan Rava berdua Rina pun berpamitan ingin menuju kamarnya untuk menaruh barang dan Rava pun menawarkan bantuannya namun Rina menolak karena Rina tidak ingin dianggap cewek yang manja ataupun lemah.
    sambil melepas lelah Rina pun berjalan di sekitar pantai menghirup udara segar, namun ia bertemu dengan seseorang yang tidak  ingin ia temui lagi kalau bisa kali ini orang itu tidak sendirian ia bersama dengan seseorang yang sudah tidak asing lagi baginya, Rina segera meninggalkan tempat itu tanpa sadar ia telah meneteskan air mata.

Selasa, 24 Februari 2015

i am sorry i can't part 1

 
"sekarang aku masih di jalan.. baru mau berangkat sekolah . aku juga tahu sekarang sudah jam tujuh kurang lima belas menit, yaa.. jam tujuh kurang lima menit terserahlah.."
    Rina melangkah perlahan dengan sebelah tangan memegang ponsel yang di tempelkan di telinga. ia menghembuskan nafas panjang dan mengerutkan kening. kenapa pagi ini muncul banyak sekali masalah yang tidak menyenangkan? pikir Rina.
  (Gubrakkk...............................!!!!!!!!!)
    "heh!! kalo jalan liat-liat dong." kata Rina sambil berteriak.
    "iya maaf, gw ga sengaja" jawab Rava
    "yauda gw juga minta maaf" kata Rina dengan nada ketus sambil beranjak pergi
setelah itu Rina berjalan menuju kelasnya, dan menghembuskan nafas panjang. ia juga berfikir tentang cowo yang tadi menabraknya dengan tidak sengaja , mengapa ia belum pernah melihat cowo itu sebelumnya ??
    "hey pagi-pagi udah ngelamun" kata Dewi sambil menepuk pundak Rina. "apaan sih". Dewi adalah salah satu sahabat Rina, di kelas Rina mempunya 4 orang sahabat yaitu Dewi, Lena, Saron, dan Natasya yang biasa di panggil Tasya.
   "eh Rin, ada pr bio lho! lu udah ngerjain belom?" tanya Saron dengan bersemangat, karena dia mengetahui bahwa Rina jarang mengerjakan tugasnya. "what ?? pr bio? mampus gw belom ngerjain.. huh siap-siap deh gw di hukum tuh guru".
"kamu kenapa Rina masih berdiri di depan kelas? memang kamu tidak mendengar kalo bel sudah berbunyi?" tanya gru biologi yang terkenal killer itu. "maaf pak nih juga lagi mau masuk".
     "Anak-anak saya memiliki teman baru untuk kalian, Rava silakan". "hei semuanya aku Rava aku murid pindahan disini aku berharap kalian dapat menerimaku dengan baik, terima kasih"
    Rava termasuk anak yang aktif di kelasnya ia selalu bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru terutama dalam pelajaran tertentu dia bahkan seringkali mendapat nilai tertinggi, selain itu beberapa bulan ini Rava sudah dekat dengan Rina dan 4 orang sahabatnya.

Kamis, 19 Februari 2015

kata-kata mutiara

* Love is like the wind, you can't see it but you can feel it..
*True love is a love without reason
*Do not waste your time to think in a long time. Act immediately and prioritize for goodness.
*The true happiness comes when we are able to make others happy.
*If you want to start a new beginning, make a peace with your past.
*The fastest way to solve the problem is try to improve yourself first.
*Do not avoid the communication to others, because mate and fortune comes from communication.
*When we are afraid to try a good thing, then a good luck will also be afraid to come for us.
*We will never know the real answer, before you try.
*If you want the respect of others, you must respect yourself first.
*Nothing is impossible. Anything can happen as long as we believe.
*Do what you love and the money will follow.
* Love makes the times pass but time also can make love pass
*It much easier to turn a friendship into love, than love into friendship.
*sometimes a new love comes between old friend
*Things are beautifull if you love them.
*True love is when your heart and your mind are saying the same.

Selasa, 17 Februari 2015

i will wait for you part 7



      Setelah pemakaman, Nina termenung di kamar sambil menatap buku Diary milik Junior seorang, perasaannya campur aduk ketika membaca buku tersebut, ia merasa kagum bahwa Junior juga mencintainya bahkan sejak pertama kali bertemu Nina dan akhir hayatnya itu, ia juga merasakan pengorbanan Junior selama ini, selain itu ia juga merasa kehilangan Junior yang sudah pergi. Ternyata cinta pertama Junior adalah Nina juga.
      
Beberapa kata ini ada di halaman terakhir buku tersebut seperti ini :
* Sejak pertama kali bertemu dengan mu, aku udah suka sama kamu.
  
Kamu adalah orang yang pertama aku cinta di dunia ini.
  
Mungkin Cinta Pertama aku
  
Apa kamu merasakan cinta ini ?
  
Ku harap iya

*Menurutku kamu itu beda dari wanita lain.
 Kamu lebih simple dan suka jujur tentang apa yang tidak kamu suka.
 Itulah uniknya kamu.

*Sejuteknya kamu, aku bakal tetap sayang sama kamu.
Walaupun kamu tak pernah mengerti rasa sayang ku ini.
Aku akan selalu ada untukmu kapan pun.

 
*Mungkin usahaku untukmu hanya bisa buat kamu tersenyum saja.
NINA ARDINE

 
     Nina menangis sambil menjerit dalam hatinya memanggil nama Junior, ia merasa sudah menyiakan Junior, banyak hal sudah yang di ajarkan dari Junior untuk Nina, sekarang ia sudah bisa untuk tidak bersikap jutek lagi, bahkan sekarang Nina mempunyai sahabat yang banyak. Buku diary milik Junior selalu di simpan oleh Nina, sampai akhirnya Nina lulus dari SMA, ia merasa bahagia karena mendapatkan hasil yang baik, siang harinya ia tak lupa untuk menuju pemakaman Junior, di sana ia berdoa untuk Junior.
      
Setelah pulang dar  pemakaman, Nina tak sengaja bertemu dengan Valen, "Nin, ada sesuatu yang perlu aku sampai ke kamu"Kata Valen menghadang Nina "Apa ?"Tanya Nina singkat "Ini ada surat dari Junior, emang iya sih surat itu udah lama di tulis, tapi aku di suruh untuk nyampein sekarang aja"Kata Valen sambil memberikan amplop yang berisi surat "Kenapa baru sekarang ? alasannya apa ?"Tanya Nina balik "Sebenarnya Junior punya penyakit jantung, dia memang terlihat sehat sih, tapi di balik semua itu dia merasakan hal yang sangat sakit, ya udah kamu baca ya, aku duluan ya Nin"Jawab Valen dan pergi.
 
 Buat : Nina
       
Nina ? aku emang suka sama kamu, tapi aku belum bisa mengungkapkan perasaanku ke kamu, aku mau mengakui bahwa aku punya pennyakit jantung, mungkin hal itu akan dianggap kamu biasa, tapi hal itu menghambat aku untuk terus hidup demi kamu, aku di perkirakan hanya hidup 10 bulan ini, jadi surat ini aku kasih ke kamu setelah aku tidak ada. Nin, apa kamu juga suka sama aku ? aku dalam hati hanya terus bisa munggu kamu, tapi kenyataannya aku tidak bisa, mungkin kamu di takdirkan bukan untuk aku, mungkin untuk orang lain yang lebih baik dari aku. Kalo aku udah tidak ada nanti, kamu tetap senyum ya, jadilah Nina yang kayak biasa aja, yang penuh keceriaan.. ya gak ? Semangat buat kamu Nina ! :) 
JUNIOR ......
 Keluarlah air mata Nina lagi setelah membaca surat dari Junior, ia bersyukur bisa mengenal Junior di dunia ini, sekarang Nina sudah bisa mengikhlaskan Junior pergi tenang di sana, setiap malam Nina memimpikan Junior, selain itu ia juga rajin mendoakan Junior. Nina berjanji untuk mengenang orang yang selalu menantinya, yaitu adalah JUNIOR...

____________________________________TAMAT_______________________________________

new story what's eternal life? cek wattpad @ruthanii life is eternal, love is immortal and death is only a horizon. life is eterna...