Senin, 09 November 2015

Sweet Memories (11)

             "Haloo.. Ninaa, aku ada kabar baik nih" kata Randy
"Kabar baik apaan, uda malem nih buruan ngomong"Kata Nina sambil melihat jam dinding yang telah menunjukan pukul sebelas malam.
"Lusa aku di undang buat main piano di sebuah acara musik terkenal"Kata Randy kegirangan
"Hah? serius.. aku ikut seneng deh, emang itu kan impian kamu dari dulu"
"iya makasih ya Nin.. yauda kamu bobo sana Nitee"
           Setelah itu Nina pun menutup teleponnya, badannya terlalu lelah dan membuatnya ingin segera beristirahat, namun fikirannya masih memikirkan orang yang baru saja meneleponnya. apakah ia orang pertama yang diberi tahu? mengapa juga tidak memberitahunya besok pagi saat bertemu di sekolah. pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di fikirannya sampai ia terlelap.
           Entah mengapa pagi yang indah untuk Randy itu menjadi hari yang sangat buruk untuk Nina. memang belum ada hal buruk yang terjadi hanya saja perasaannya sangat kacau pada hari ini dan biasanya perasaan tidak enaknya bukanlah tidak beralasan.
"Pagi ma.. Nina berangkat dulu ya"
"Kamu kenapa ga sarapan dulu?"
"Udah telat ma..."
"Telat apanya ini baru jam 6.05, makanya yang dipikirin jangan pacaran terus"
Nina yang sedang minum tiba-tiba saja tersedak mendengar ucapan mamanya itu
"Kok mamah tiba-tiba ngomong gitu?"
"Kamu liat kan nilai kemarin, jelek semua karna apa coba? karna yang kamu pikirin pacaran bukan sekolah"
"Apaan si mah Nina ga kaya gitu, lagian Nina ga pacaran"kata Nina sambil berlari keluar menuju mobilnya
       Mengapa mamanya menjadi seperti ini? padahal dulu ia sempat mendukung hubungannya dengan Rava, mengapa sekarang Nina tidak boleh mendekati Rava lagi?.
Pagi itu kelas belum menunjukan tanda-tanda bel masuk, terlebih lagi lorong di depan kelas Nina sangat sepi hanya dilewati oleh beberapa orang yang kebetulan datang pagi.
Nina pun membuka buku diarynya dan mulai menuliskan tentang perasaannya pada pagi itu.
~Mengapa dunia terkadang tak adil?, disaat impianku mulai menjadi nyata.. disaat itu juga aku tersadar, bahwa semua itu hanya mimpi~
"Hayoo lagi nulis apa"Tanya Rava begitu sampai di meja Nina
"nggak kok"jawab Nina sambil menutup buku coklat kesayangannya
"Mata kamu kenapa merah gitu, kamu abis nangis?"
"Hai Nina,Rava cie pagi-pagi udah duaan"Sapa Saron
seketika itu juga Rava menutupi muka Nina, karena ia tahu Nina tidak ingin terlihat lemah dihadapan siapapun termasuk dirinya.
"eh ngga ini aku lagi ngajarin Nina. oh iya ada pr lho Sar"
"oh iya gw kerjain dulu ah, lupa"
"Thx ya Rav, lu emang yang paling ngertiin gw.."
     Perasaan aneh itu kembali menghantuinya, membuatnya takut untuk melepaskan Rava. Nina tidak pernah berfikir akan seperti apa hari-harinya jika tanpa Rava di sisinya. Ia juga tidak ingin melepasnya, namun ia tak memiliki pilihan selain melepaskannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

new story what's eternal life? cek wattpad @ruthanii life is eternal, love is immortal and death is only a horizon. life is eterna...