Selasa, 10 November 2015
Sweet Memories (12)
Hari ini merupakan hari konser piano perdana Rava dan tentu saja Nina tidak dapat menonton acara tersebut, karena orang tuanya pasti tidak akan mengijinkannya keluar rumah untuk beberapa hari ini terlebih lagi dengan Rava. Kalau difikir-fikir telah 2 kali ini Nina melewatkan kesempatan untuk melihat Rava tampil di panggung, yang pertama Nina merasa sangat sedih karena walaupun jarak mereka sangat dekat tetap saja Nina tidak dapat melihatnya dan sekarang ada lagi hal yang menghalanginya. Entah bagaimana perasaannya pagi itu, sangat kacau dan sukar terlukiskan.
"Pagi Nin.."
"Iya pagi Ryan.."
"Pagi-pagi gini masa dah lemes gitu sih"
"Iya lagi ga mood"
"Oh oke gw pergi, gw gamau ganggu lu kalo lagi ga mood"
Setelah Ryan meninggalkannya di kelas itu, ia duduk termenung sendiri dalam kesunyian. Ryan memang merupakan salah satu orang yang mengerti dirinya, saat ia sedang tidak mood ia sama skali tidak mengharapkan seseorang menghampirinya kecuali jika ia sendiri yang memintanya.
"Nin.. nanti sore dateng kan?"
"Iya jam 3 kan?"
"iya Nin.. aku tunggu ya.."
Perasaannya sungguh kacau, ia tidak ingin membuat Rava kecewa, namun di sisi lain ia juga tidak dapat menentang orang tuanya. Setelah istirahat Nina pun melihat Rava yang meminta ijin untuk menyiapkan konsernya, tentu saja para guru bangga dan ikut mendukungnya. Ia hanya menatap kepergiannya dengan tatapan bingung.
Sepulang sekolah Nina dan beberapa temannya pergi ke tempat Rava, ia beruntung saat ia tiba di rumah orang tuanya sedang pergi dan ia berharap mereka masih pergi saat ia kembali nanti.
"Wow.. keren banget permainan pianonya, semua alunan musik yang dibuatnya sungguh indah" sahut beberapa orang di sekitar Nina.
Entah mengapa ia merasa bangga, padahal sudah jelas bahwa semua pujian itu bukan ditujukan padanya melainkan untuk Rava.Sesaat matanya memandang ke seluruh ruangan sampai ia terkejut melihat sosok yang walaupun masih berada di kejauhan namun ia sangat mengenalinya, itu adalah mamahnya. Dari mana ia mengetahui tempat ini, tamatlah riwayatnya pikirnya saat itu.
Dan benar saja mamanya segera menemukannya dan menyuruhnya pulang. Ia terlihat sangat kecewa karena Nina membohongi dirinya, dan entah sejak kapan penyesalan itu muncul dalam hati Nina ia baru saja membuat mamanya terluka. Sesampainya di rumah Nina dikunci di dalam kamarnya sendiri, baru kali ini ia diperlakukan seperti anak kecil di kunci di dalam kamarnya sendiri. Namun tentu saja ia tidak mengetahui bahwa mamahnya sengaja menguncinya karena ia kembali menemui Rava. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka namun sejak hari itu Rava tidak lagi mengajaknya bicara, tidak lagi menatapnya atau menyapanya.
Apa Rava masih kecewa sejak kejadian saat itu? karena ia tidak mengikuti acaranya sampai akhir? tapi tidak biasanya ia marah sampai seperti ini.Setiap kali mereka bertengkar hanya dalam waktu menit ataupun jam, namun sekarang Rava bahkan tak mau berbicara kepadanya. Walaupun berada di kelas yang sama, mereka bagaikan orang yang tak saling mengenal, dan tentu saja walau Nina ingin ia tidak berani mendekati Rava walau untuk sekedar bertanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
new story what's eternal life? cek wattpad @ruthanii life is eternal, love is immortal and death is only a horizon. life is eterna...
-
"sekarang aku masih di jalan.. baru mau berangkat sekolah . aku juga tahu sekarang sudah jam tujuh kurang lima belas menit, yaa.. ...
-
Sepulang sekolah, Boy yang tidak terima bahwa cintanya itu di tolak, ia bertindak utnuk mencelakakan Nina dengan cara mobil mili...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar