"Rinaaa.. lu ada waktu ga? gw mau cerita di rumah lu ya??" kata Natasya dengan polosnya
"oke.. kapan?".. "iya nanti sore"
setelah itu Natasya pun menceritakan semua masalah yang selama ini membebaninya, dan membuat nilai-nilainya turun dia merasa lega setelah membagikan cerita itu kepada orang terdekatnya.
"Thankyou Rin, solusinya.. gw bakalan pikirin itu"
"oke sama-sama, eh menurut lu kalo perasaan suka itu gimana sih?"
"ciehh Rina lagi suka sama orang ya? siapa? Rava??"
"apaan sih, nggak kok, cuma nanyaa"
"ya menurut gw ya, orang suka tuh bakalan jadi salting, trus peka sama yang orang itu rasain, trus kaya takut kehilangan gitu deh" jelas Natasya panjang lebar
"ohh, okee... berarti ya gw cuma kagum kali sama sikap dia yang pengertian" kata Rina pelan
"wah, siapa tuh? ehem.."
"apaan sih gaklah boongan doang kok"
" katanya sih ya 'Semua orang selalu bilang, cewek dan cowok ga pernah bisa jadi sekedar sahabat'"
"maksut lu??" tanya Rina bingung
"nggak,, udah ya gw pulang dulu bye" kata Natasya sambil sedikit berlari karena takut di marahi.
Sesudah Natasya pulang Rina melanjutkan belajarnya, ya walaupun ia tidak serius namun lumayan banyak materi yang terserap oleh pikirannya itu, namun di sisi lain ia melihat buku diarynya tergeletak di atas meja belajar dan iapun tergoda untuk membukanya dan tidak jadi belajar. buku diary itu telah menemaninya selama beberapa bulan terakhir ini, ia yang selalu mendengarkan semua masalah Rina selama ia berada di kelas itu, dengan perlahan Rina membuka dan mulai menuliskan pengalamannya di sekolah. satu kalimat yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya akhirnya tertulis, dan ia berharap hanya dirinya yang mengetahui akan buku ini, hal paling memalukan yang tak ingin dia berikan pada orang lain.
"Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, tapi dia sudah gak sanggup berpura pura kuat"

Tidak ada komentar:
Posting Komentar