Ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu sejak dulu. sampai sekarang aku
belum mengatakannya karena... yah, karena berbagai alasan.
dan alasan utamanya adalah karena aku takut
Itu adalah kata terakhir yang ia tulis sebelum ia menutup buku diarynya, satu hal yang ia takut, adalah reaksi dari Rava. apakah ia masih akan menatapnya seperti ini? tersenyum padanya seperti ini? apa justru ia akan meninggalkannya?. Rina tidak ingin semua itu terjadi yang ia inginkan hanya Rava tidak pergi darinya dan tetap menjadi sahabatnya.
"hai Rin?" kata Rava, dengan muka polos
"apaan sih lu? bisa pergi ga?"
"lho? gw salah apa Rin?"
"oke kalo ga bisa gw yang pergi" kata Rina sambil meninggalkan Rava.
"Rinaa,, ngapain sih sok rajin banget baca-baca novel setebel itu" kata salah seorang temannya
"masalah banget ya buat lo?"
“Aku
baca buku karena aku suka, bukan karena aku mengharap suatu penilaian
dari orang-orang di sekitar aku. Bukan karena aku ingin dianggap hebat
atau pintar atau berpendidikan atau beradab cuma karena udah baca
sebuah karya sastra.”
Rina memiliki sebuah hobi yaitu membaca semua buku kecuali buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran. ia tidak berharap semua orang menyediakan tempat yang tenang untuk ia membaca buku, namun ia juga tidak berharap seseorang mengganggunya saat ia sedang membaca buku, hal itu sudah di ketahui oleh sahabat-sahabatnya walaupun Rava seringkali menggodanya dan membuat Rina sedikit marah.
saat ia sedang membaca buku yang berjudul seperti bintang ia melihat sebuah kata "
Teman itu seperti bintang, kadang terlihat, kadang tidak. Tapi kita tahu dia selalu ada disana."dan kata itu mengingatkannya akan seseorang yang sekarang jarang ada di sampingnya.
**************************************************************************
"Pah, besok aku ada tugas kelompok ya" kata Rava saat pulang sekolah
"Iyaudah, jangan sampai malam ajah"
"iya pah sipp"
Saat di kamar Rava kembali memikirkan Rina, gadis itu orang yang selalu membuat harinya ceria, orang yang suka marah tapi karna kemarahannya membuat orang lain tertawa, namun ia juga dapat serius dalam keadaan tertentu.
~Kita
bisa menyembunyikan kesedihan, kita bisa menyembunyikan kemarahan
, dan
bahkan kita bisa menyembunyikan kegembiraan. Tetapi, kita takkan bisa
menyembunyikan kekecewaan~ "lho ini kan buku yang gw pinjem dari Rina, tunggu tulisannya buat siapa ya? apa ia buat gw? tapi kayanya sih bukan haduh kok jadi gini yaa??"
*************************************************************************
Saat itu Rina masih belum dapat tertidur karena memikirkan sesuatu hal, sampai akhirnya adasebuah panggilan yang membuatnya melupakan segalanya.
"hallo Saron kenapa?" tanya Rina
"eh, tadi lu kan kabur pelajaran terakhir, dan gw lupa ngasih tau kalo buat besok ada pr bahasa inggris hal 215-224 itu yang essay 1-50 besok pagi di kumpulinnya" jelas Saron panjang lebar.
"oke thx" Rina pun tidak berfikir panjang dan langsung mengerjakan pr tersebut hingga tengah malam. "akhirnya selesai juga. wow jam 2 udah berapa jam gw ngerjain?" tak lama Rina pun terlelap. keesokan harinya Rina hampir terlambat, untung saja dia datang tepat sebelum pintu gerbang ditutup, saat ia masuk ia langsung di sambut oleh bu Pinguin yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya.
"ayo anak-anak keluarkan PR kalian yang 1-5 essay yang kemarin ibu kasih"
"hah?1-5 bu?"tanya Rina dengan nada terkejut
setelah itu pr yang telah dikerjakan diperiksa dan ia mendapat nilai tertinggi berkat ketekunannya dalam mengerjakan tadi malam.
"Rin, mata lu napa bengkak gitu?"tanya Natasya dengan polos.
"gw dikerjain Saron tadi malem awas ajah tuh anak.. huh!!"
"gimana pr nya? udah selesai?" tanya Saron sambil cekikikan
"Lu tau ga gw tidur jam berapa? jam 2 coy jam 2, tau ah gw mau tidur sekarang" kata Rina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar