Minggu, 08 Maret 2015

Words of wisdom

* It's very difficult when you try to smile when you're disappointed.
* People who are too curious not good
* Regret always comes at the end
* To be faithful it is not easy , but the faithful are the best
* Do not expect something that is not yours or you'll regret it forever
* Experience in disappoint by others will make you stronger
* When you 're not willing to fight to feel strong , that's when you can cry
*Do not let people who make you disappointed to see you cry , but make him sorry to disappoint
*Experience is the best teacher.

Sabtu, 07 Maret 2015

i am sorry i can't (last chapter)

  
           Hari ini adalah hari yang cerah, siapapun yang melihatnya pasti tersenyum.. bunga yang bermekaran , embun pagi yang indah, matahari yang sedikit bersembunyi di balik awan. sebelum ada seseorang yang datang hanya untuk merusak hari itu untuk Rina, hari itu menjadi hari yang paling ia benci jika ia bisa ia ingin melompati hari itu.
           saat itu pukul 08.00 pagi, di sekolah ia hanya ingin bersantai tanpa pelajaran apapun dan ternyata keinginannya terkabul dari pagi hingga petang semua guru hanya keluar masuk memberikan tugas, karena memang para guru sedang di sibukan oleh murid kelas XII yang akan menghadapi ujian.
     "gila hari ini enak banget, guru ga ada, tugas juga ga numpuk" kata Dewi bahagia.
   "ya semoga ajah tiap hari kaya gini" kata Dewi berharap.
   Saat menjelang istirahat Rina dan Rava terlibat dalam perbincangan yang sebenarnya sepele namun membuat hati Rina merasa sakit. di dalam perbincangan itu Rina bertanya mengapa Rava mendekatinya akhir-akhir ini dan bersikap lebih dari wajar, bahkan jelas-jelas Rava mengatakan kalau ia menyukainya secara tidak langsung . Namun dengan santai Rava menjawab ia hanya ingin membuat orang lain tertawa bahagia, walaupun itu berarti membuat Rina megangis. jadi ternyata selama ini semua perhatian Rava dari saat ia menggodanya sampai ia mengatakan suka itu hanyalah permainannya tentu Rina tidak terima di permainkan seperti itu walaupun Rina tidak ingin mengakuinya. Rina yang selama ini menutup dirinya pada lelaki lain dan baru akhir-akhir ini ia memcoba membuka hatinya untuk Rava, orang yang ia kira tulus dan sekaligus sahabatnya ternyata orang itu juga yang menghancurkan mimpinya yang menghancurkan cita-citanya, dan semua harapannya.
   "Rin, lu kenapa kok nangis?"tanya Natasya
   "ini bukan Rina yang gw kenal, lu kan bukan Lena yang cengeng kan" Kata Dewi
   "gw gpp kok, cuma lagi kecewa ajah, gw pikir gw bego banget percaya sama orang yang tiba-tiba perhatian sama gw segampang itu gw percaya sama dia, dan segampang itu juga dia hianatin gw, emang sih dia ga pernah bilang secara langsung,, tapi semua sikap dia membuat gw berharap banyak" jelas Rina pada 4 orang sahabatnya itu.
"Lu yang sabar ya Rin, tapi gw ga yakin kalo dia cuma mainin lu, gw emang belom kenal dia lama tapi gw bisa ngerasain dia itu tulus" Kata Saron dengan bijak
"gw juga awalnya ngerasa dia tulus, kalo dia ga bilang sendiri mungkin sekarang kita masih main kaya biasa, bercanda kaya biasa tanpa beban sedikitpun." kata Rina sambil terisak.
   Mungkin Tuhan punya rencana lain, di balik sikap Rina yang cuek ternyata Rina sangat menyayangi Rava dan walaupun Rava telah menyakitinya Rina tetap tidak membencinya ia hanya butuh waktu untuk melupakannya, melupakan semua kenangan yang telah Rava berikan.
"Rav, lupain semua janji yang waktu itu pernah kita buat anggep ajah itu ga pernah ada. dan jangan bersikap kaya gitu lagi gw ga suka" kata Rina dengan tegas
"lho gw salah apa Rin? kok lu tiba-tiba ngomong kaya gitu? " Tanya Rava bingung
"yauda pokoknya lu lakuin ajah yang gw mau."
    Setelah itu persahabatan mereka tidak lagi seerat dulu, Rava pun pergi dari kehidupan Rina dan meninggalkan bekas luka yang cukup mendalam.

    cerita ini aku buat untuk seorang sahabat aku yang nyata, cerita yang nyata, walaupun aku salah memilih tokoh utama dalam cerita ini namun aku tidak menyesal, terima kasih buat Rava selama ini sudah mengisi hari-hari ku aku selalu berharap kamu bahagia.

i am sorry i can't part 8

  

     Mulai saat ini kita berjanji akan menjadi sahabat sejati, yang akan saling memotivasi diri kita sendiri, yang akan selalu ada jika diantara kita membutuhkan, yang akan saling menolong, yang gak akan pernah egois ataupun marah dan bersikap seperti anak kecil. itulah janji yang dibuat oleh Rina,Lena,Dewi, Saron, Natasya dan Rava.
"gw gak pernah nyesel kenal kalian" Kata Lena
"gw juga gak nyesel punya sahabat kaya kalian" Kata Saron.
"Dan gw bahagia udah pindah ke sekolah ini ke kelas ini, apalagi ketemu orang yang spesial " Kata Rava.
"spesial? siapa tuh?" tanya Rina penasaran
"suatu saat kalian juga bakalan tau kok"jawab Rava
"yaa,, terserahlah "
     "Rin, jujur.. suka sama Rava ya?" Tanya Natasya
     "enggalah apaan sih?"
     "kalo Rava suka, seneng ga?" Tanya Natasya lagi
     "ya seneng sih dikit, eh besok gimana? nilai praktek bahasa inggris" kata Rina yang mengalihkan perhatian
     "apaan sihh,, ga usah ngalihin perhatian deh"
   Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa tanpa adanya masalah ataupun sesuatu yang spesial, selain keisengan Rava yang sekarang sudah tidak membuat Rina marah atau apapun melainkan menimbulkan perasaan aneh itu lagi. akhir-akhir ini Rina seringkali memikirkan Rava, orang aneh yang dulu di bencinya dan sekarang justru muncul di pikirannya dan mengganggu konsentrasinya terutama konsentrasi belajar.
Satu perkataan Rava yang selalu terbayang di benaknya adalah "kita tidak perlu tahu orang lain membutuhkan kita atau nggak, yang terpenting kita selalu ada untuk mereka". "aku tau kamu selalu ada untuk aku, dan makasih untuk semua itu" tanpa sadar Rina berbicara pada dirinya sendiri  "ihh apaan sih Rin, lu tuh harus sadar Rava itu temen lu sahabat lu, jadi jangan mikirin yang aneh-aneh"
tok..tok.tok
"masuk"
"misi non, itu ada temennya di luar"
"yauda bi, suruh masuk ajah suruh duduk dulu"
"baik non"
"siapa sih dateng ke rumah gw di hari yang ngeselin ini udah gw kesiangan lagi huh, mengganggu ketenangan"kata Rina alay
     "hei Rina" sapa orang yang duduk di ruang tamu itu
     "Rava?" kata Rina terkejut, karena Rina hampir tidak pernah mempunyai tamu laki-laki yang datang ke rumahnya.
     "iya,ini gw, gw cuma mau ngasih catetan kimia ini, kan tadi kamu ga masuk pasti ketinggalan nanti"
     "oh, makasih banget ya Rav kamu care banget sama aku"
     "iya, itu udah kewajiban aku sebagai seorang teman, yaudah aku pulang dulu ya"
     "oke bye Rava"

Jumat, 06 Maret 2015

i am sorry i can't part 7

      Aku benar-benar nggak ngerti ada orang yang menolak kenyataan, Fakta kalau memang dilanda cinta. Sebegitu takutnya jatuh cinta? Tapi itulah hal yang dialami oleh Rina, mungkin masa lalunya yang membuat ia menjadi seperti ini, menutup hatinya pada semua orang. Namun semenjak kedatangan Rava perasaannya berubah menjadi lebih baik, ia mulai dapat melupakan masa lalunya mulai dapat membuka hatinya walaupun ia belum yakin sepenuhnya.
    Hobinya membaca buku hanya untuk menutupi kesendiriannya, Rina telah banyak berubah dari Rina yang dulu di kenal sebagai sosok yang pendiam dan tertutup sekarang menjadi anak yang pemberani, ceria dan tujuannya adalah membuat orang lain bahagia.
   "Lena besok temenin gw ya ke toko buku"Ajak Rina 
   "oke deh, gw juga mau nyari novel baru"
    Saat mereka memasuki toko buku, dengan ramah sang petugas menyapa mereka karena memang mereka sudah hafal dengan Rina dan Lena yang suka datang, baik untuk membeli buku maupun untuk sekedar melihat-lihat.
"Rinaa, ada novel dan kata-katanya pas lho buat lu"
"Hah?  maksutnya?"
"udah dengerin ajah nih.. ~Jenis hubungan terbaik adalah ketika ia tidak hanya menjadi kekasihmu, tetapi juga sahabatmu~"
"maksutnya pas sama gw apa? "
"ya kan kaya lu ma Rava sahabatan kali ajah nanti...."
"apaan sih, dia tuh sahabat gw bukan apa-apa huh!!"
    Lagi-lagi perasaan aneh itu muncul, setiap temannya membicarakan tentang Rava, ada apa dengan dirinya..
*********************************************************************************
   Saat sedang perjalanan ke sekolah, Rina di kejutkan oleh Saron yang tengah berdiri di depan gerbang sambil melambai-labaikan tangannya.
"ngapain lu?" tanya Rina
"ngapain-ngapain ya nunggu lu lah biar bareng gitu" jawab Saron sebal
"oh haha, yaudah ayoo"
"eh, gw punya quotes lhoo ~Ketika seseorang peduli padamu, itu karena dia ingin kau bahagia.
Jadi jangan membuatnya sedih~ bagus kan?"
"yayaya, bagus ajahlah wkwk"
   sesampai di kelas tidak ada hal yang Rina lakukan selain melamun,, Mulai hari ini, detik ini aku mulai mempercayai arti sebuah cinta, dan mengetahui rasa yang di namakan suka, sayang dan cinta walaupun itu adalah 3 hal yang berbeda namun aku tahu kehidupan manusia itu berjalan secara bertahap begitu juga dengan percintaan. "haduh gw mikirin apaan sih?" tiba-tiba bayangan Rava muncul d hadapan Rina "woi lu ngapain pergi hussh" kata Rina pada dirinya sendiri.
   "lu kenapa Rin? ngomong sendiri gitu?" tanya Lena
  "nggak tau nih, gw lagi aneh n gak konsen" jawab Rina.
   "kurang istirahat kali lu Rin" kata Dewi
   " iya kali, thx ya kalian udah perhatian ma gw"
   "itulah gunanya sahabat " kata Rava yang baru dateng sambil tersenyum.

Kamis, 05 Maret 2015

i am sorry i can't part 6

 
  Kehadiran Rava yang di terima dengan baik di kelompok Rina, ternyata malah membuat orang yang berada di sekitarnya merasa cemburu dan terkadang ingin memisahkan mereka. Rina telah seringkali mengetahui akan hal itu, namun ia tetap merasa bahagia karena Yang namanya sahabat, di pikirannya itu merupakan posisi yang istimewa. Apabila ada seseorang yang memanggil kita sahabat, itu berarti kita mendapatkan tempat yang tidak biasa di dalam hidup orang itu dan itu berarti Rava adalah sahabatnya, sahabat sejatinya.
    "Rinaaa.. lu ada waktu ga? gw mau cerita di rumah lu ya??" kata Natasya dengan polosnya
    "oke.. kapan?".. "iya nanti sore"
  setelah itu Natasya pun menceritakan semua masalah yang selama ini membebaninya, dan membuat nilai-nilainya turun dia merasa lega setelah membagikan cerita itu kepada orang terdekatnya.
   "Thankyou Rin, solusinya.. gw bakalan pikirin itu"
   "oke sama-sama, eh menurut lu kalo perasaan suka itu gimana sih?"
   "ciehh Rina lagi suka sama orang ya? siapa? Rava??"
   "apaan sih, nggak kok, cuma nanyaa"
   "ya menurut gw ya, orang suka tuh bakalan jadi salting, trus peka sama yang orang itu rasain, trus kaya takut kehilangan gitu deh" jelas Natasya panjang lebar
   "ohh, okee... berarti ya gw cuma kagum kali sama sikap dia yang pengertian" kata Rina pelan
   "wah, siapa tuh? ehem.."
   "apaan sih gaklah boongan doang kok"
   " katanya sih ya 'Semua orang selalu bilang, cewek dan cowok ga pernah bisa jadi sekedar sahabat'"
"maksut lu??" tanya Rina bingung
"nggak,, udah ya gw pulang dulu bye" kata Natasya sambil sedikit berlari karena takut di marahi.
    Sesudah Natasya pulang Rina melanjutkan belajarnya, ya walaupun ia tidak serius namun lumayan banyak materi yang terserap oleh pikirannya itu, namun di sisi lain ia melihat buku diarynya tergeletak di atas meja belajar dan iapun tergoda untuk membukanya dan tidak jadi belajar. buku diary itu telah menemaninya selama beberapa bulan terakhir ini, ia yang selalu mendengarkan semua masalah Rina selama ia berada di kelas itu, dengan perlahan Rina membuka dan mulai menuliskan pengalamannya di sekolah. satu kalimat yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya akhirnya tertulis, dan ia berharap hanya dirinya yang mengetahui akan buku ini, hal paling memalukan yang tak ingin dia berikan pada orang lain.
"Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, tapi dia sudah gak sanggup berpura pura kuat"

 

Rabu, 04 Maret 2015

i am sorry i can't part 5

         
            Ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu sejak dulu. sampai sekarang aku
                      belum mengatakannya karena... yah, karena berbagai alasan.
                                 dan alasan utamanya adalah karena aku takut
      Itu adalah kata terakhir yang ia tulis sebelum ia menutup buku diarynya, satu hal yang ia takut, adalah reaksi dari Rava. apakah ia masih akan menatapnya seperti ini? tersenyum padanya seperti ini? apa justru ia akan meninggalkannya?. Rina tidak ingin semua itu terjadi yang ia inginkan hanya Rava tidak pergi darinya dan tetap menjadi sahabatnya.
"hai Rin?" kata Rava, dengan muka polos
"apaan sih lu? bisa pergi ga?"
"lho? gw salah apa Rin?"
"oke kalo ga bisa gw yang pergi" kata Rina sambil meninggalkan Rava.
    "Rinaa,, ngapain sih sok rajin banget baca-baca novel setebel itu" kata salah seorang temannya
    "masalah banget ya buat lo?"
  “Aku baca buku karena aku suka, bukan karena aku mengharap suatu penilaian dari orang-orang di sekitar aku. Bukan karena aku ingin dianggap hebat atau pintar atau berpendidikan atau beradab cuma karena udah baca sebuah karya sastra.”
    Rina memiliki sebuah hobi yaitu membaca semua buku kecuali buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran. ia tidak berharap semua orang menyediakan tempat yang tenang untuk ia membaca buku, namun ia juga tidak berharap seseorang mengganggunya saat ia sedang membaca buku, hal itu sudah di ketahui oleh sahabat-sahabatnya walaupun Rava seringkali menggodanya dan membuat Rina sedikit marah.
 saat ia sedang membaca buku yang berjudul seperti bintang ia melihat sebuah kata "Teman itu seperti bintang, kadang terlihat, kadang tidak. Tapi kita tahu dia selalu ada disana."dan kata itu mengingatkannya akan seseorang yang sekarang jarang ada di sampingnya.
    **************************************************************************
"Pah, besok aku ada tugas kelompok ya" kata Rava saat pulang sekolah
"Iyaudah, jangan sampai malam ajah"
"iya pah sipp"
    Saat di kamar Rava kembali memikirkan Rina, gadis itu orang yang selalu membuat harinya ceria, orang yang suka marah tapi karna kemarahannya membuat orang lain tertawa, namun ia juga dapat serius dalam keadaan tertentu.
~Kita bisa menyembunyikan kesedihan, kita bisa menyembunyikan kemarahan
, dan bahkan kita bisa menyembunyikan kegembiraan. Tetapi, kita takkan bisa menyembunyikan kekecewaan~ "lho ini kan buku yang gw pinjem dari Rina, tunggu tulisannya buat siapa ya? apa ia buat gw?  tapi kayanya sih bukan haduh kok jadi gini yaa??"
  *************************************************************************
    Saat itu Rina masih belum dapat tertidur karena memikirkan sesuatu hal, sampai akhirnya adasebuah panggilan yang membuatnya melupakan segalanya.
"hallo Saron kenapa?" tanya Rina
"eh, tadi lu kan kabur pelajaran terakhir, dan gw lupa ngasih tau kalo buat besok ada pr bahasa inggris hal 215-224 itu yang essay 1-50 besok pagi di kumpulinnya" jelas Saron panjang lebar.
"oke thx" Rina pun tidak berfikir panjang dan langsung mengerjakan pr tersebut hingga tengah malam. "akhirnya selesai juga. wow jam 2 udah berapa jam gw ngerjain?" tak lama Rina pun terlelap. keesokan harinya Rina hampir terlambat, untung saja dia datang tepat sebelum pintu gerbang ditutup, saat ia masuk ia langsung di sambut oleh bu Pinguin yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya.
"ayo anak-anak keluarkan PR kalian yang 1-5 essay yang kemarin ibu kasih"
"hah?1-5 bu?"tanya Rina dengan nada terkejut
setelah itu pr yang telah dikerjakan diperiksa dan ia mendapat nilai tertinggi berkat ketekunannya dalam mengerjakan tadi malam.
"Rin, mata lu napa bengkak gitu?"tanya Natasya dengan polos.
"gw dikerjain Saron tadi malem awas ajah tuh anak.. huh!!"
    "gimana pr nya? udah selesai?" tanya Saron sambil cekikikan
    "Lu tau ga gw tidur jam berapa? jam 2 coy jam 2, tau ah gw mau tidur sekarang" kata Rina.

new story what's eternal life? cek wattpad @ruthanii life is eternal, love is immortal and death is only a horizon. life is eterna...