Minggu, 04 Oktober 2015

Sweet Memories (10)

     
          Pagi-pagi sekali Nina telah datang ke sekolahnya tentu saja untuk bertemu dengan Randy, namun karena Randy selalu berangkat saat bel sekolah akan berbunyi maka Nina hanya mondar mandir di depan gerbang tanpa melakukan sesuatu yang jelas.
"Hai Nin.. tumben lu uda dateng"Sapa Vito
"Lu juga tumben, biasanya siang tuh bareng gw wkwk"
"Lah engga saya mah emang rajin!"
"Yayaya terserah lu dah"
        Sekitar setengah jam Nina menunggu di depan, sampai akhirnya Randy dateng dan malah bertanya dengan polosnya mengapa ia mondar-mandir di depan gerbang. Nina merasa sangat kesal karena orang yang di tunggunya itu tidak peka, namun karena suasana hatinya yang sedang baik maka ia pun memutuskan untuk tidak marah hanya untuk saat ini.
"Masi nanya gw ngapain, ya nungguin lu lah.."
"Hah? Nunggu gw kenapa? ciee ditungguin"
"Apaan sih, gw cuma mau bilang makasih kadonya. dah bye"
Setelah itu Nina berlari memasuki kelas, entah apa yang di fikirkan Randy saat itu tentang orang yang telah lama menunggunya namun saat ia datang hanya mengucapkan beberapa patah kata dan pergi begitu saja.
Gubrakk! Nina menabrak seseorang saat ia ingin masuk kedalam kelas.
"Ngapain si nih anak, lari-larian. ngomong-ngomong ngapain ke kelas?"
"Hah? Apaan si lu? kan kelas gw emang disini"
"Haha.. gw kira lu uda jadi satpam penjaga sekolah, lagian dari pagi uda jaga-jaga di luar aja"
"Wahh sialan"Segera tendangan kecil Nina mendarat di kaki Vito.
Mereka memang cukup akrab untuk dikatakan sebagai teman dekat namun tetap saja Nina tidak merasakan hal itu, ia hanya menganggap bahwa Vito adalah sahabat Randy bukan sahabatnya.
         Dari awal pelajaran Nina tidak dapat berhenti tersenyum, terlalu banyak kenangan indah yang ada di fikirannya saat itu. "Nina kamu ngapain senyum-senyum terus kaya gitu, sini maju kerjain soal " Kata Bu Pinguin saat itu.
Nina yang saat itu sama skali tidak mendengarkan pelajaran bu Pinguin pun sangat kebingungan ia hanya menuruti perintah maju dan menulis soal, "Eh siapa suruh duduk? kerjakan". Mungkin bu Pinguin telah berfikir bahwa Nina akan lama mengerjakannya jadi ia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda yaitu mengoreksi ulangan.
       Saat itu Nina hanya bengong di depan dengan memegang sebuah spidol, sampai akhirnya ada suara yang mengagetkannya "Nah itu di kaliin dulu terus blablabla". Nina tau dari mana suara itu berasal jadi ia percaya dan mengikuti suara itu tanpa sekalipun menengok ke belakang.
"Sekali lagi Thanks ya" Kata Nina kepada Randy
"Huu.. makanya jangan nakal, kalo guru ngomong di dengerin"
Seperti anak yang patuh Nina pun langsung menjawab "Iya deh iyaa maap"
       Seusai pelajaran entah ada angin apa yang membuat Randy mau mengantarkan Nina pulang ke rumahnya.ternyata benar perkataan Randy waktu itu, hari-hari yang indah pun akan menanti di depan.
 

Sabtu, 03 Oktober 2015

Sweet Memories (9)

      
          "Maa.. Nina uda pulang"
          "Happy Birthday sayang.., maaf ya mamah terlalu sibuk bekerja jadi mamah suruh Randy mengajak kamu keluar"
Seperti ditusuk pedang hati Nina pun sakit seketika saat mamanya mengatakan bahwa ialah yang menyuruh Randy, jadi semua sikap Randy hari ini bukan dari hatinya?. pikirannya sangat kacau saat itu, hari yang indah berakhir menjadi hari yang menyeramkan.
"Sayang kamu kenapa? kamu gasuka ya sama cakenya? setau mama daridulu kamu selalu suka cheese cake buatan mama"
"Mah,, aku mau nanya. apa mama yang nyuruh Randy ngasih kejutan ke aku kaya tadi?, jadi mamah alesan Randy bersikap baik banget sama aku kaya tadi. Jujur Nina kecewa mah"
"Sayang kok kamu ngomongnya gitu sih, dia sendiri yang dateng kesini dia bilang mau ijin ngajak kamu ke pameran seni, mama ijinin dan mama dukung dia, karna mama gabisa ada buat kamu saat itu"
"Jadi mama beneran ga nyuruh dia kan ma?"
"Ngga sayang kamu percaya deh sama mama"
      Entah kenapa setelah mendengar jawaban dari mamanya perasaannya jauh lebih baik.
Nina pun berjalan menuju kamarnya dengan santai, sampai akhirnya ada dering telepon yang mengagetkannya. "Hallo" Sapa orang diseberang sana.
"Hei ngapain telepon aku?"
"Hanya memastikanmu pulang dengan selamat hehe"
"Oke deh aku udah sampe rumah dengan selamat nih haha.. dan terimakasih buat hari ini jujur aku seneng banget"
"iya Nin tentu saja akan banyak hari indah yang akan kita laluin setelah ini"
"Yauda aku mau tidur dulu ya capek banget hari ini"
"Oke deh byee.. Seeyou"
      Tentu saja Nina tidak langsung pergi tidur, melainkan ia terus memikirkan perkataan Randy itu, ia akan menjalani hari yang indah bersama Randy? apa maksut dari pernyataan itu? hanya dengan memikirkannya sudah membuat jantung Nina berdebar-debar namun tentu saja Randy tidak serius dengan perkataannya Nina meyakini hal itu.
       Malam itu merupakan malam yang indah untuk Nina, saat memasuki kamarnya ia menemukan dua buah kado yang tersusun dengan rapi di tempat tidurnya. saat ia melihat kado pertama adalah sebuah jam tangan dan sepasang dress yang sangat anggun dan tentunya adalah dari kedua orang tuanya. namun ia terkejut saat melihat kado kedua tenggorokannya tercekat dan ia tidak dapat bernafas selama beberapa saat, kado itu adalah sebuah boneka yang sangat indah dengan sebuah bunga berwarna senada dengan sebuah surat yang bertuliskan: "Aku tidak yakin akan ini, tapi aku harap kamu menyukainya ({})" ia sangat yakin bahwa kado kedua berasal dari Randy, karena ia sangat hafal dengan tulisan tangannya.
      Nina merasa sangat bodoh, tentu saja Randy tadi meneleponnya untuk menanyakan kado yang di berikannya namun Nina malah  tidak mengatakan sepatah katapun tentang kado itu. Ia ingin meneleponnya namun tetap saja ia tidak ingin karena takut dikira mengganggu, lagipula ia sudah bilang bahwa ia hendak tidur jadi lebih baik besok saja ngucapin terimakasihnya pada Randy saat di sekolah. Nina segera tertidur karena badannya merasa sangat lelah, tentu saja ia terlelap dengan memegang boneka itu dalam pelukannya.

Jumat, 02 Oktober 2015

Sweet Memories (8)

     
         Tempat itu sangat penuh dengan orang-orang berseni tentunya, terlalu padat dan membuat Nina sedikit risih dengan tatapan orang-orang sekitarnya yang menatapnya dengan tatapan aneh, rata-rata orang yang berada disana adalah pasangan kecuali mereka tentunya yang belum dapat dikatakan sebagai pasangan.
"Hei broo... Apa kabar nih" sapa salah seorang teman Randy
"Baik dong, kaya yang lu liat sekarang aja hehe.."
"Cie yang uda punya pacar sekarang"Goda temannya yang bernama Vino itu
"Haha iyaa.. emang lu jomblo terus"
       Jantung Nina serasa tercekat dan ia tidak dapat brgerak dari tempatnya sekujur tubuhnya kaku, apa yang baru saja Randy katakan? ia bahkan tidak membantah ketika temannya mengatakan Nina adalah pacarnya.. harapan itu kembali muncul dalam diri Nina, namun ia tahu dimana ia sekarang mungkin Randy hanya malu jika mengaku ia belum memiliki pacar sampai sekarang, jadi tindakannya juga bukan merupakan perasaan yang dimilikinya, ia tidak boleh berharap terlalu banyak
"Hei Nin.. jalan kesana yuk"Tanpa sadar Randy menarik tangan Nina dan membawanya ke ruangan yang tidak terlalu padat akan orang seperti tadi, karena Randy memang mengetahui bahwa Nina tidak terlalu menyukai keramaian."Apa barusan dia megang tangan gw?"Tanya Nina dalam hati, tapi mungkin itu hanya perasaannya saja karena berada di tengah keramaian.
          Nina duduk di sebuah kursi sambil menunggu Randy yang sedang menjumpai rekan lamanya.. ia memutuskan untuk tidak ikut lebih jauh lagi, semakin Randy berada di dekatnya semakin membuat perasaannya aneh. sampai akhirnya ada seorang yang tidak sengaja mengaburkan lamunan Nina "Hei.."
sapa orang di depannya, "Ah.. William lu disini juga?" Nina berusaha sebisa mungkin bersikap wajar, namun tetap saja kegugupan di wajahnya terlalu terlihat. "Hai Nin,, ga nyangka bisa ketemu lu selain di sekolah." Kata Tara dengan senyum sinisnya, huh tentu saja Tara orang disamping William ini yang membuat Nina gugup saat mereka berhadapan, dan di luar itu ternyata perkataan Ryan benar. tadinya Nina tidak berniat untuk membuktikannya sampai bukti itu datang sendiri kepadanya. "Haha iya nih kebetulan banget ya.." Jawab Nina dengan senyumnya yang dipaksakan. Untung saja Randy datang tepat pada waktunya, bagaikan penyelamat bagi Nina bila dilihat dalam situasinya yang sangat  buruk itu.
         "Hai.. kalian disini juga?"Sapa Randy ramah
         "Iya nih Ren, hehe"Jawab Tara dengan senyum genitnya
Hal itu membuat Nina berfikir apa si maunya ini anak seenganya dengan Wiliam disampingnya itu sudah cukuplah.
"Eh sorry ya kita gabisa lama-lama disini, kita mau langsung pergi lagi." Kata Randy dengan senyuman yang tak lepas dari mukanya yang tambun itu.
"Iya kok gpp"
           Setelah meninggalkan tempat itu mereka melanjutkan dengan dinner di rumah makan yang sangat terkenal itu, kokiny merupakan inspirasi bagi Nina, dessertnya sangat terkenal. tentu saja yang ada di sana adalah kalangan menengah ke atas, bahkan sangat sulit untuk mendapatkan meja di tempat itu jika tidak memesannya jauh-jauh hari. Dan sekarang Randy mengajaknya ke tempat ini tentu saja itu membuat Nina kagum namun tentu saja ia tidak akan memuji Randy --"
"Kok bisa kamu?" Tanya Nina heran
"Gimana kamu suka?, aku sengaja nyiapin jauh-jauh hari buat ini.. Happy Birthday"
"Hah? Tau darimana" Hal ini membuat Nina lebih terkejut lagi, bagaimana bisa orang yang berada di depannya sekarang ini menyadari bahwa ini adalah hari ulang tahunnya. ia sendiri bahkan hampir melupakannya.
"Thx banget ya Ren.. gw gatau harus ngomong apa" Kata Nina dengan tulus
"Iya Nin sama-sama, thx juga lu selama ini uda selalu ada di samping gw, selalu bisa bikin gw semangat waktu gw down, selalu bisa ngertiin gw. gw gapernah nemuin sahabat sebaik lu sebelumnya"
Kata-kata Randy yang mengalir itu seolah-olah membuat Nina terhanyut sampai pada kata terakhir.
"Iya Ren.."

new story what's eternal life? cek wattpad @ruthanii life is eternal, love is immortal and death is only a horizon. life is eterna...